Page 320 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 320
Maggie tersenyum meyakinkan, mengangguk. Dia lebih dari
sehat untuk naik kapal tanpa dibantu.
”Pak Thom? Cepat sekali kembali? Ada apa?” Kadek langsung
menyambut saat kepalaku melongok pintu kabin belakang.
”Ada peserta baru yang ikut mendaftar,” aku menjawab san-
tai.
”Eh, peserta baru?” Kadek menatap bingung, dia masih me-
makai celemek masak. Bisa dimaklumi, sebentar lagi jadwal ma-
kan siang. Aroma masakan tercium lezat dari dapur kapal
pesiar.
Opa dan Om Liem menyusul di belakang Kadek, membuat
kabin belakang sedikit ramai.
”Kenalkan, itu Maggie, salah satu stafku di kantor. Yang satu-
nya...”
”Aku tahu dia,” Opa terkekeh pelan, memotong. ”Sejak ke-
marin sore diborgol bersama-sama di rumah peristirahatanku,
kau sepertinya tidak terpisahkan lagi dari Tommi, Nona.”
Julia mengangguk sopan. ”Selamat siang, Opa.”
”Bukankah dia polisi?” Om Liem ragu-ragu menatap Rudi
yang terakhir kali masuk.
”Iya, dia memang polisi.”
”Astaga!” Kadek seperti bersiap lari mengambil Kalashnikova
di dapur.
”Dia di pihak kita sekarang. Setidaknya hingga detik ini.” Aku
melambaikan tangan.
Kadek masih ragu-ragu.
”Kalian seperti habis berkelahi?” Opa menyelidik.
Aku tertawa pelan, tidak menjawab. Lima menit yang terlalu
lama, aku harus bergegas.
318
Isi-Negeri Bedebah.indd 318 7/5/2012 9:51:13 AM