Page 332 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 332

bukan  pesulap.  Ke  mana  dia  akan  mencari  seragam  pilot?
               Tukang  jahit  maskapai?  Apalagi  belasan  pramugari,  satu  pun
               tidak mudah disuruh menjadi pagar ayu.

                 Atau  Rudi  menyuruhku  memakai  seragam  polisi,  berpura-
               pura? Aku  menggeleng,  itu  juga  bukan  pilihan  yang  baik. Aku
               harus menaiki pesawat. Tidak akan ada polisi yang terlalu bodoh
               melihatku dengan seragam duduk rapi di pesawat menuju Bali.
               Itu amat mencolok perhatian. Dia akan tertarik menyapa, meme-
               riksa.  Bahkan  kalian  tidak  pernah  melihat  polisi  berseragam
               lengkap di atas pesawat, bukan?
                 Aku  mulai  tegang,  mengepalkan  tangan.  Sudah  enam  menit
               berlalu,  ke  mana  saja  Rudi  pergi?  Pertemuan  ini  harus  terjadi,
               hanya  itu  satu-satunya  cara  memastikan  rapat  komite  nanti
               malam berjalan sesuai yang kuinginkan. Bagaimana kalau Rudi
               justru  sedang  merencanakan  sesuatu?  Menyerahkanku  pada
               atasannya?  Dia  jelas-jelas  sudah  mengetahui  lokasi  Opa,  Om
               Liem, dan yang lain. Menukar nasib buruknya dengan tangkapan
               besar,  boleh  jadi  memperoleh  kenaikan  pangkat.  Aku  segera
               mengutuk  pikiran  jahat  itu  terlintas  di  kepalaku.  Tidak.  Rudi
               lebih memilih berkelahi hingga mati melawan puluhan polisi di
               bandara daripada melakukan itu.

                 Aku mendesah gemas, atau jangan-jangan Rudi menyuruhku
               masuk ke koper bagasi? Pura-pura mengantar pizza ke pesawat,
               delivery  service?  Aku  menyeka  lagi  pelipis,  dalam  situasi  me-
               nunggu,  tegang.  Jangankan  untuk  orang-orang  yang  malas  ber-
               pikir,  untuk  orang  sepertiku,  tetap  saja  terpikirkan  alternatif
               kocak dan tidak masuk akal. Aku melirik dasbor mobil, hampir
               berseru  tertahan,  sialan,  habis  sudah  waktuku.  Sepuluh  menit
               berlalu sia-sia, pintu boarding pasti telah ditutup.

                                         330




       Isi-Negeri Bedebah.indd   330                                 7/5/2012   9:51:13 AM
   327   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337