Page 329 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 329
Tangan kiri Rudi memutar tombol volume radio panggil.
Aku menelan ludah.
Rudi benar. Terdengar dari percakapan radio panggil, simpang
siur informasi dan perintah agar semua unit polisi terdekat me-
nuju bandara. Mister T, itu simbolku, sedang menuju bandara.
Apa pun caranya, ringkus segera, hidup atau mati. Perintah
langsung dari markas besar. Titik.
Mobil patroli yang dikemudikan Rudi melamban. Dia me-
nunjuk keluar, belasan polisi sudah sibuk menyibak calon pe-
numpang, mencari wajahku. Beberapa mobil patroli sejenis
merapat. Mereka pastilah sudah tahu aku akan terbang ke
Denpasar. Kejadian di lift tadi pagi membuat petinggi polisi itu
marah besar, menggunakan seluruh sumber daya untuk me-
nangkapku segera.
Aku mengepalkan tinju, mendengus. Sial, pesawatku sepuluh
menit lagi boarding. Bagaimana mungkin aku lolos menaiki pe-
sawat dengan polisi di setiap sudut bandara? Aku mengusap
wajah. Perjalanan ini mendesak, tidak bisa dibatalkan, aku harus
menemui bidak terpenting dalam permainan ini: Sang Pa-
ngeran.
327
Isi-Negeri Bedebah.indd 327 7/5/2012 9:51:13 AM