Page 335 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 335

mengenakan  penutup  kepala,  memasang  cepat  borgol,  lantas
               menghela napas, selesai.



                                          ***


               Rudi menarikku kasar keluar dari mobil patroli. Di tengah ke-
               kacauan, dua-tiga polisi yang persis berdiri tidak jauh dari kami
               tertarik, mendekat, bertanya. Rudi menjawab singkat, ”Biasalah,
               pemindahan  kargo.”  Polisi  itu  mengangguk.  Satu-dua  menatap

               iri, dia bosan bertahun-tahun menjadi polisi lalu lintas.
                  Rudi  menggiringku  persis  menuju  lobi  keberangkatan,  lebih
               banyak  lagi  polisi  di  sana.  Ibarat  dua  ekor  kancil  hendak  me-
               nyeberangi  sungai,  kami  persis  menuju  belasan  buaya  yang
               berjemur.
                  ”Terus  melangkah  seperti  seorang  pesakitan,  Thomas,”  Rudi
               berbisik.
                  Aku mengumpat dalam hati, memangnya gayaku belum me-
               yakinkan? Terus tertatih, aku menunduk dalam-dalam agar wa-

               jahku tidak terlihat.
                  Tiga  polisi  dengan  senjata  lengkap  menahan  kami,  hendak
               memeriksa.
                  ”Penumpang khusus.” Rudi menyerahkan surat dalam amplop
               plastik.
                  Salah satu dari polisi itu menerimanya, membaca sekilas.
                  ”Buka  kacamata  dan  mantelnya,”  dia  menyuruh  dua  teman-

               nya.
                  Aku menghela napas tegang.
                  ”Kau tidak akan melakukannya!” Rudi bergegas berseru galak,

                                          333




       Isi-Negeri Bedebah.indd   333                                 7/5/2012   9:51:13 AM
   330   331   332   333   334   335   336   337   338   339   340