Page 424 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 424

”
                   ERIMA kasih teh panasnya, Ram.” Wusdi menerima gelas
               plastik, kepul uap terlihat.
                 ”Ini makan malam paling sederhana seumur hidupku.” Tunga
               tertawa, mengangkat kemasan makanan instan di tangannya.
                 Sudah hampir pukul delapan malam, sudah empat belas jam
               Pasifik dengan kecepatan penuh meninggalkan dermaga Singa-
               pura, terus ke utara menuju Hongkong—atau begitulah mestinya
               tujuan kemudi. Sejauh mata memandang, lautan terlihat gelap,

               langitlah yang terlihat bercahaya tanpa saputan awan. Bintang-
               gemintang dan bulan bersinar terang.
                 ”Tenang, Tunga. Setiba di Hongkong besok pagi-pagi, setelah
               membereskan  banyak  hal,  aku  akan  mentraktirmu,  juga  Ram,
               seporsi besar bebek peking di salah satu restoran mahal Hong-
               kong.  Kau  boleh  tambah  sepuas  perutmu.”  Wusdi  bergurau,
               menyeduh makanan instan di depannya.
                 Tunga tertawa, mengangkat gelas plastik teh.

                                         422




       Isi-Negeri Bedebah.indd   422                                 7/5/2012   9:51:15 AM
   419   420   421   422   423   424   425   426   427   428   429