Page 96 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 96

KU  baru  saja  membuka  dokumen  yang  memuat  daftar
               deposan terbesar Bank Semesta, melingkari begitu banyak data
               menarik saat telepon di meja kerjaku berbunyi.
                 ”Ada yang ingin menemuimu, Thomas.” Itu suara Maggie.
                 ”Siapa?”  Aku  tertegun  sejenak.  Ini  hari  Sabtu.  Aku  tidak

               pernah bilang ke siapa pun aku masuk kantor hari ini—meski
               ada banyak penghuni gedung yang lembur di hari Sabtu.
                 ”Mana aku tahu. Dia tidak bilang,” Maggie menjawab ketus.
                 ”Bilang aku sibuk. Suruh dia datang kembali minggu depan,
               atau  tahun  depan.”  Aku  mencoba  bergurau,  sepertinya  tugas
               menumpuk yang kuberikan pagi ini pada Maggie membuat mood
               buruknya kambuh.
                 ”Itu  dia,  Thom.  Percuma.  Orangnya  sudah  menuju  ruang-
               anmu. Tadi aku berusaha mencegahnya, dia malah melotot galak.
               Nenek lampir.” Ternyata bukan tugasku yang membuat Maggie
               kesal.
                 Pintu ruanganku diketuk.


                                          94




       Isi-Negeri Bedebah.indd   94                                  7/5/2012   9:51:08 AM
   91   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101