Page 98 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 98

itu, juga dalam daftar pemegang saham Bank Semesta, tapi jelas
               kau  adalah  related  party,  kesaksian,  pendapat  profesional,  dan
               sebagainya, menjadi sampah bila itu datang dari pihak terafiliasi.

               Tidakkah kau diajari soal itu di sekolah bisnis, Tommi?”
                 Aku menelan ludah, menatap wajah cantik Julia yang seperti
               habis memenangkan undian berhadiah sebuah kapal pesiar. ”Dari
               mana kau tahu?”
                 ”Anggap  saja  wartawan  dengan  predikat  terbaik  ini  sejak
               turun dari pesawat besar itu telah mengerjakan PR-nya dengan
               baik, Tommi. Memasukkan namamu di mesin pencari internet,
               percuma,  tidak  ada  sejarah  hidupmu.  Membongkar  seluruh
               berita-berita lama di pusat dokumentasi kami juga sia-sia. Catat-
               an  masa  kecilmu  seolah  biasa-biasa  saja,  sama  dengan  ribuan
               lulusan  terbaik  sekolah  bisnis  lainnya.  Tapi  aku  bisa  memper-
               olehnya.  Belum  pernah  aku  seantusias  ini  mengobrak-abrik
               informasi yang ada, termasuk mengancam pembantu di rumah
               Om Liem misalnya.”
                 Aku mengusap dahi, terdiam sejenak, mulai mengerti situasi-
               nya,  lantas  tertawa  kecil. ”Astaga,  Julia.  Aku  baru  tahu  bahwa
               sejak dari pesawat itu kau begitu menyukaiku.”
                 Wajah jemawa Julia terlipat. ”Maksudmu?”

                 ”Lihatlah,  hanya  orang  yang  begitu  menyukaiku  yang  amat
               penasaran  dengan  masa  laluku,  bukan?  Jangan-jangan  kau  me-
               nyukaiku  sejak  pandangan  pertama.  Kabar  buruk  bagimu,  aku
               tidak pernah percaya cinta pada pandangan pertama.”
                 ”Tutup mulutmu, Tommi.” Julia melotot, berseru kesal.
                 Aku tertawa lagi. ”Aku benar, kau semakin cantik jika sedang
               marah.”
                 Julia hampir saja melepas sepatunya, melemparkannya padaku,

                                          96




       Isi-Negeri Bedebah.indd   96                                  7/5/2012   9:51:08 AM
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103