Page 120 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 120

berdiri. Cling, mesin kecantikan berbunyi, memotong kecantikan Jo sebagai pembayaran

               makan  siang  mereka.  Oh  dear,  dengan  kecantikan  Jo  sekarang,  itu  bagai  debu  saja
               pengurangannya.



                                                           ***
               Enam bulan berlalu lagi.



               Jo semakin hebat. Bisnis biro perjalanan Jo bahkan sebentar lagi akan berjualan saham
               di bursa. Mendunia. Mengglobal. Sementara Vin, ternyata dia dilarikan ke rumah sakit.

               Dia tetap menganggur, dan karena tidak enak hati terus ditanggung Jo, dia diam-diam

               menolak pembayaran tersebut, membuat kondisinya semakin buruk.


               Dalam mekanisme baru itu, tentu saja banyak yang menjadi korban. Sama persis seperti

               dunia dalam definisi lama. Di dunia lama, bukankah di mana-mana tetap saja ada yang
               miskin,  kumuh,  tertinggal.  Ada  yang  miskin  karena  memang  pemalas,  tidak

               berpendidikan,  tidak  memiliki  motivasi,  tidak  punya  akses,  ada  juga  yang  memang

               bernasib miskin, apes. Jutaan jumlahnya, wanita-wanita jelek, duafa kecantikan. Siapa
               peduli? Sama seperti definisi dunia lama, siapa peduli dengan orang-orang miskin? Urus

               saja urusan masing-masing.


               “Kau seharusnya bilang jauh-jauh hari kalau kau masuk rumah sakit, hah.” Itu kalimat

               ketus Jo, dia sedang menjenguk Vin, terlihat repot.


               “Aku tidak mau mengganggu kesibukanmu.”


               “Omong kosong. Justeru dengan mendadak seperti ini kau benar-benar menggangguku.

               Aku  sedang  berada  di  acara  fashion  bersama  orang  cantik  sedunia  di  Paris.  Kau
               membuat acara itu berantakan, tahu.” Jo menjawab jengkel.



               “Maafkan  aku.”  Vin  tertunduk,  wajahnya  keriput,  rambut  keritingnya  semakin  tidak
               terurus,  tubuhnya  kurus  kering.  Biaya  hidup  telah  menggerogoti  sisa  wajah  dan

               tampilan fisiknya.
   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125