Page 124 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 124

Malam  itu,  dari  jendela  kamar  lantai  dua  di  salah  satu  rumah  pinggiran  kota  kami,

               kamar milik Jo yang lampunya masih menyala. Lewat tengah malam, saat orang-orang
               kebanyakan sudah jatuh tertidur, Jo sedang terisak berdoa.



               “Ya  Tuhan,  Vin  sungguh  benar.  Kau  selalu  memberikan  kecantikan  yang  sama  pada
               setiap  bayi.  Kau  selalu  adil.  Kamilah  yang  sibuk  memberikan  definisi  kecantikan  itu.

               Kamilah yang terlalu bodoh untuk paham. Maafkan aku, sungguh maafkan aku.


               “Ya Tuhan, berikanlah aku selalu hati yang cantik, seperti hati yang dimiliki oleh Vin,

               teman  terbaikku.  Sungguh  dialah  gadis  paling  cantik  di  dunia,  yang  selama  ini  tidak

               kusadari, dan aku tidak pernah belajar darinya.”


               Doa Vin melesat ke atas, bagai melempar enam buah dadu, juga tetap dengan enam sisi-

               sisinya bertuliskan kata amin.


                                                           ***
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129