Page 160 - Sepotong Hati Yang Baru - Tere Liye
P. 160

persis,  separuh  hatiku  akan  pergi.  Persis  seperti  sebuah  daun  berbentuk  hati,  diiris

               paksa oleh belati tajam, dipotong dua. Aku sama sekali tidak bisa mencegahnya.


               Alysa membatalkan pernikahan, begitu  saja. Pakaian pengantin dikembalikan, gedung

               yang disewa dibatalkan, katering yang disiapkan diurungkan. Menyisakan pertanyaan-
               pertanyaan teman, malu di wajah keluarga, menyisakan itu semua. Itu sungguh masa-

               masa yang sulit.


               “Kita tidak berjodoh. Maafkan aku.” Dan Alysa pergi malam itu. Di tempat yang sama

               ketika aku memperlihatkan cincin batu bulan itu kepadanya.

                                                           ***
               Aku menghela nafas perlahan, bertanya perlahan, berusaha memutus suasana canggung

               lima menit terakhir, “Apa kau baik-baik saja?”


               Alysa mengangkat kepalanya, mengangguk.



               Hening  sejenak. Lebih banyak  kesunyian  menggantung  di  langit-langit  rumah  makan.
               Malam pertemuan kesekian kalinya aku dengan Alysa, malam ini, malam sekarang.


               “Apakah, apakah di hati yang baru itu masih tersisa namaku.” Alysa ragu-ragu bertanya

               lagi, dengan suara yang semakin pelan dan semakin cemas.


               Aku terdiam. Mengusap wajah kebas.



               Ombak semakin kencang menghantam cadas. Berdebur.


               Aku sungguh tidak menduga, setelah setahun berhasil pergi dari segala kesedihan itu.
               Susah-payah  menyingkirkan  kenangan  lama  yang  selalu  menelusuk  di  malam-malam

               senyap. Alysa mendadak kembali. Meneleponku dengan suara tersendat. Meminta kami

               bertemu malam ini.


               Dan  aku  sungguh  tidak  mengerti  mengapa  aku  harus  menemuinya.  Semua  itu  sudah

               selesai.  Bangunan  hubungan  kami  sudah  hancur  berkeping-keping,  bahkan  jejak
   155   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165