Page 547 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 547

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                        Di  Ambon,  berita  proklamasi  kemerdekaan  17  Agustus  1945
                diketahui  para  pemimpin  pergerakan  dan  terutama  para  pemuda.
                Tokoh  pergerakan  yaitu  E.U.  Pupella,  Willem  Reawaru  dan  Ot
                Pattimaipau, mulai menyusun kekuatan menentang Belanda yang ingin
                kembali berkuasa. Walaupun pada saat itu belum ada instruksi langsung
                dari  Jakarta,  rakyat  yang  mendukung  prolamasi  Indonesia  mulai
                membentuk  kekuatan  dengan  mengorganisir  laskar-laskar  perjuangan
                rakyat membela proklamasi 17 Agustus 1945.
                        Pada  24  September  1945  tentara  sekutu  mendarat  di  Ambon
                dan  mulai  melucuti  persenjataan  Jepang  dan  membebaskan  tawaban
                perang Sekutu. Kedatangan sekutu disertai pula dengan NICA. Kehadiran
                NICA di Ambon disambut dengan  perasaan gembira oleh kelompok yang
                masih menginginkan berkuasanya pemerintah Belanda ini. Sementara di
                bagian lain, kehadiran NICA  tidak mendapat  dukungan bagi kelompok
                yang  merasa  tidak  mau  dikuasai  dan  dijajah  lagi  oleh  pihak  Belanda.
                Pada  waktu  itu  terjadi  tindakan  balas  dendam  antara  bekas  tawanan
                dengan  kelompok  pro-Jepang.  Ketika  NICA  kembali  di  Ambon,
                kelompok yang mendukung NICA mengibarkan bendera Tiga Warna di
                bandara  Ambon.  Kemudian  pada  25  September  1945  kantor-kantor
                pemerintah mulai bekerja kembali.

                        Sementara  itu,  E.U.  Pupella,  Willem  Reawaru,  dan  Hamid  bin
                hamid dan pendukung lainnya mulai menyusun kekuatan menghadapi
                Belanda  yang  kembali  berkuasa  di  Maluku,  tepatnya  di  Ambon.  Pada
                Desember  1945,  para  tokoh  nasionalis  ini  mengadakan  rapat  untuk
                menyusun  kekuatan  menentang  kembalinya  Belanda  di  Maluku.
                Organisasi yang bergerak pada waktu itu antara lain Romusha, Heiho,
                KNIL (Koninklijk Nederlands-Indisch Leger) dan polisi. Tujuan pertemuan-
                pertemuan  ini  adalah  untuk  menyerang  Belanda  di  Ambon  dan
                sekitarnya. Hasil dari rapat-rapat yang diadakan itu, maka dibentuklah
                Persatuan pemuda Indonesia (PPI) pada 15 Pebruari 1946 yang diketuai
                oleh  Paul  Maitimu,  M.O.  Marulapey  dan  beberapa  pengikutnya.
                Kelompok  inipun  akhirnya  membentuk  pula  Barisan  Pembela
                Indonesia(BPI) yang kemudia menggantikan namanya menjadi Pasukan
                Terpendam  (PT).  Anggota  dari  perkumpulan-perkumpulan  di  atas  ini
                berasal  dari  bekas  Heiho,  KNIL,  Seimedon  dan  para  Pemuda.  Dalam
                perkembangan  kemudian  dibentuklah  Pemuda  Republik  Indonesia
                                                           26
                (Prima)  yang  dipimpin  Abdul  Kadir  Tuakia.   Perjuangan  Prima  lewat
                kegiatan  bawah  tanah  ini  menimbulkan  kekhwatiran  bagi  pemerintah



                                                                                 535
   542   543   544   545   546   547   548   549   550   551   552