Page 549 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 549

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Maluku  menjadi  bagian  dari  Indonesia  daripada  bagian  kerajaan
                Belanda.  Pada  15  April  1946  diadakan  pertemuan  dan  mendapat
                persetujuan  agar  Maluku  membentuk  otonomi  penuh  di  dalam
                Indonesia, dan akan berdiri sendiri setelah beberapa periode kemudian.
                Yang  paling  penting  adalah,  Maluku  tidak  akan  menjadi  bagian  dari
                kerajaan Belanda.
                        Untuk mewujudkan ide Persekmamuran Maluku maka Dr. Tahitu
                memimpin delegasi ke Ternate untuk mendiskusikannya dengan Sultan
                Ternate pada bulan Mei 1946. Ketika ide Persekmakmuran bagi Maluku
                disampaikan  kepada  Sultan,  Sultan  Ternate  tidak  menanggapi  tetang
                ide  tersebut  dan  menolak  karena  ada  kekuatiran  dengan  kehadiran
                lembaga ini akan memperlihatkan dominasi orang Ambon atapun oleh
                Indonesia  lainnya.  Sultan  justru  cenderung  menginginkan  Maluku
                menjadi  bagian  dari  Negara  Indonesia  Timur  (NIT).      Sementara  di
                bagian  lain,  ketakutan  orang  Ambon  adalah  apabila  Maluku  menjadi
                bagian  dari  NIT  atau  NKRI  maka  akan  didominasi  oleh  kelompok  lain
                bukan Maluku.
                              30
                        Selama  masa  ini,  kelompok  nasionalis  tidak  dapat  beraktivitas
                seperti  pertemuan  atau  rapat  menyangkut  petisi  tersebut.  Sebelum
                konfrensi  Malino,  ide  persekmakmuran  tidak  dapat  mendapat
                dukungan.  Para  nasionalis  Indoensia  mempunyai  gagasan  lain.
                Kelompok  tersebut  adalah  Persatuan  Pemuda  Indoensia  dan  Sarekat
                kerja,  PKBM  (Perkumpulan  Kaum  Buruh  Maluku).  Kelompok  ini
                didukung oleh F. Lattuperisa, dan L.J. Pattiselamo dan Wem Reawaru.
                        E.U.  Pupella  akhirnya  mempunyai  inisiatif  mendirikan  suatu
                partai untuk menampung berbagai aliran dalam masyarakat Ambon dan
                Maluku  secara  umum  dalam  suatu  organisasi  yang  bernama  Partai
                Indonesia Merdeka (PIM) pada 17 Agustus 1946.  PIM bertujuan untuk
                mempertahankan  proklamasi  di  Ambon  dan  Maluku.  Organisasi  ini
                mendapat dukungan dari banyak pemuda Ambon yang beragama Islam
                dan  juga  yang  beragama  Kristen.  Sekitar  1.500  orang  menghadiri
                                                                        31
                pertemuan tersebut  dan  ¾ berasal dari kelopok Muslim.  Perjuangan
                Pupella  dilakukan  melalui  parlemen  dan  akhirnya  pada  1946  Pupella
                berhasil dipilih menjadi anggota Dewan Maluku Selatan.
                        Salah satu tokoh yang juga penting dalam perkembangan PIM
                ke  depan  adalah  Willem  atau  yang  dikenal  Wim  Reawaru.  Menurut
                Pattikayhatu,  Pupella cenderung memilih jalan parlementer sementara
                            32


                                                                                 537
   544   545   546   547   548   549   550   551   552   553   554