Page 550 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 550
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Reawaru lebih berkonsentrasi ke arah perlawanan bersenjata.
Organisasi yang sebelumnya sudah dibentuk bersama tokoh lain, Paul
Maitimu dan M.O. Marulapey, diambil alih kepemimpinannya oleh
Reawaru dengan memberi latihan-latihan dasar militer kepada
anggotanya yang dilakukan setiap hari dengan menggunakan senjata
tiruan dari bahan kayu. Barisan pemuda ini sebagian besar berasal dari
kampung-kampung di pulau Ambon. Dalam perjalanannya atas usul
Reawaru agar PPI lebih mengarah pada pasukan pelopor sesuai dengan
latihan-latihan fisik yang selama ini dijalankan dan bertujuan untuk
33
melakukan perlawanan fisik.
Namun, menurut Pupella, keinginan Reawaru dalam dua kali
pertemuan dibahas dan akhirnya ini ditolak karena kondisi di Ambon
pada masa itu tidak memungkingkan berhadapan dengan tentara KNIL
yang sangat profesional. Pemikiran Pupella ini mempengaruhi
perjalanan perjuangan rakyat di Maluku yang direncanakan baik secara
fisik bersenjata maupun parlementer hingga penumpasan Republik
Maluku Selatan (RMS). Akibatnya, perjuangan yang dilakukan lebih
bersifat gerakan bawah tanah.
Maluku Pasca Konferensi Meja Bundar (KMB) 1949.
Upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan wilayah
yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 harus melalui KMB pada
34
27 Desember 1949 yang hasilnya sebagai berikut:
Fasal 1
Kerajaan Nederland menjerahkan kedaulatan atas Indonesia jang
sepenuhnya kepada Republik Indonesia Serikat dengan tidak
bersjarat lagi dengan tidak dapat ditjabut, dan karena itu
mengakui Republik Indonesia Serikat sebagai Negara jang
merdeka dan berdaulat,
Republik Indonesia Serikat menerima kedaulatan itu atas dasar
ketentuan-ketentuan pada konstitusinja; rantjangan konstitusi
itu telah dipermaklumkan kepada keradjaan Nederland.
Kedaulatan akan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal
30 Desember 1949.
538