Page 553 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 553
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Sementara respon dari daerah lain seperti warga Maluku di
Malang, Pare-Pare, Sumbawa, dan Kupang menentang pembentukan
RMS. Keterlibatan Mr. Dr. Soumokil yang merupakan bekas Jaksa Agung
NIT yang melarikan diri ke Ambon ini menurut surat kabar Mimbar
Umum (22-4-1950), mensabotase ketentraman umum di Indonesia.
Surat kabar ini juga menginformasikan bahwa pernyataan Kepala Staf
Tentara Belanda van Langen bahwa adanya ketidaksanggupan pihaknya
menahan anggota KNIL yang melarikan Mr. Soumokil ke Ambon. Surat
kabar ini juga mengatakan bahwa ada 120.000 penduduk Maluku
Selatan yang keperluan hidupnya tergantung pada Jawa maka akan
dilakukan blokir, sementara terdapat 15.000 APRIS yang akan
didaratkan ke Ambon.
39
Melalui wawancara Antara dengan Leimena di Makasar pada 6
Mei 1950 diberitakan bahwa banyak rakyat di Ambon yang melarikan
diri ke gunung-gunung. Leimena Menjelaskan bahwa menurut
keterangan rakyat di kota Ambon, banyak lari ke pegunungan dan telah
diumumkan di Ambon bahwa kalau mereka tidak ke kota maka toko-
toko di Ambon dibeslag. Rakyat di sana hidup dalam ketakutan,
demikian djuga di Saparua. Kata Leimena seterusnya, ―jang saja
sedihkan ialah nasib rakjat di Ambon‖. Menurut wartawan A.P.B. dari
Maluku, kebingungan yang terjadi di antara masyarakat di Ambon
setelah mendengar berita akan masuknya angkatan perang RIS di
Maluku menyebabkan penduduk mulai kuatir. Banyak penduduk di
Maluku mulai meninggalkan kota menggungsi ke desa atau gunung-
40
gunung termasuk kaum Islam dan Tionghoa.
Menurut Let. Kol. Musch, Kepala staf komando tentara Belanda
di Indonesia Timur menyatakan bahwa anggota KNIL yang terlibat
dalam RMS sebagaian besar dari warga Indonesia asal Ambon,
Manado, Timor dan Belanda. Sementara di Ambon, masyarakat mulai
mengalami kesulitan mendapatkan bahan makanan pokok. Hal ini
terlihat dari siaran berita dari radio Ambon pada 17 Mei 1950 yang
disampaikan oleh Kepala Departemen Urusan Bahan Makanan RMS,
P.W. Lokolo tentang pendistribusian beras dan sagu mentah.
RMS terus berupaya memperkuat kedudukannya dengan
serdadu –serdadu yang dilengkapi dengan alat penembak. Dalam surat
kabar Pedoman (10 Juni 1950) dikabarkan bahwa serdadu-serdadu
baret merah dan hijau mempunyai peranan penting dalam RMS.
541