Page 554 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 554

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Sementara  itu,  dalam  surat  kabar  Antara  (14  Juni  1950),  Soumokil
                dalam  suratnya  melalui  Sorong  meminta  bantuan  Australia  dan  surat
                kabar  Antara  (16  Juni  1950)  juga  mengabarkan  bahwa  radio  di  Irian
                Barat pada 13 Juni 1950 terus memberitakan bahwa lapangan terbang
                                                                          41
                di Ambon siap menerima kedatangan pesawat dari Australia.
                        Rupanya kegiatan RMS semakin merajalela. Surat kabar Menara
                Merdeka (23 Juni 1950) menyatakan bahwa pasukan baret merah hijau
                atau dikenal serdadu KNIL merajalela terhadap penduduk dengan segala
                kebengisannya, penganiayaan, perkosaan hidup, perampasan hak milik,
                pembunuhan secara kejam terus-menerus terjadi. Kaum pengungsi dari
                Seram, Manipa, Ambon melarikan diri ke Ternate dengan pertolongan
                kapal  APRIS.  Para  pemimpin  RMS  mengirim  pasukan  KNIL  untuk
                menyerang rakyat di Ambon, Seram, Manipa dan Buru.
                                                                    42
                        Dalam surat kabar Menara Merdeka  23 Juni 1950 diberitakan
                bahwa    pada  10  Juni  1950  sebanyak  36  orang  Seram  menumpang
                kapal Rajabassa meninggalkan Seram. Menurut surat kabar ini, anggota
                PIM dikejar dan dibunuh serta rumahnya dibakar oleh tentara RMS di
                       43
                Asilulu.
                        Pemerintah  RIS  memerintahkan  kapal  Angkatan  Laut  APRIS
                untuk  memonitor  motor  bot,  perahu-perahu  atau  sampan  kecil  yang
                keluar  masuk  pulau-pulau  Maluku  Selatan.  Dengan  demikian
                pengiriman bahan makanan ke Ambon terhenti sama sekali. Keadaan di
                Ambon  semakin  mengkhawatirkan.  Sementara  itu,  ada  berita  bahwa
                tentara APRIS telah mendarat di pulau-pulau di Kei, Aru dan Kisar.
                                                                              44
                        Berkaitan   dengan    keberadaan    partai   politik   selama
                pemerintahan  RMS,  melalui  radio  diumumkan  bahwa  partai  politik
                seperti  PIM,  PRI,  Pemuda  dan  lain-lain  sudah  tidak  ada  lagi.  Bahkan,
                Reawaru    bersama  dengan  para  pemuda  di  Ambon  ditangkap  dan
                dianiaya. Wim Reawaru memiliki  sifat  patriotism  dan  nasionalis,  maka
                dibenci  separatis  RMS.  Pada  23  Juli  1950,  Wem  Reawaru  bersama
                Dahlan,  Mohamad  Nur,  Raja  Ketapang  Miring  dari  Seram  Barat,  dan
                Hasan bin Tahir, kopral Pattiasina dimasukan ke penjara  dan disiksa dan
                                                                          45
                dibunuh di dekat kampong Liang pulau Ambon dekat Pantai.
                        Melihat berbagai kondisi di Maluku sampai dengan Juni 1950,
                pemerintah  NIT  dan  RIS  terus  bekerja  sama  untuk  menyelesaikan
                masalah  di Maluku dengan  cara  damai.  Menghadapi RMS  di  Ambon,
                pemerintah  RIS  belum  melakukan  operasi  militer  dan  berencana  akan



                542
   549   550   551   552   553   554   555   556   557   558   559