Page 29 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 29
24 | Ronal Ridhoi
unik tersebut. itu, setiap pengajar atau pendidik sejarah
Untuk menulis historiografi baru den- harus berperan aktif. Tidak hanya menga-
gan tema tertentu sebenarnya cukup mu- jarkan sejarah kepada peserta didik, tetapi
dah dan tidak terlalu banyak menggunakan juga harus melakukan penelitian dan penu-
teori. Konsep dan kerangka berpikir se- lisan sesuai daerah masing-masing tem-
jarah tematik tersebut cukup sederhana. pat dia mengajar. Penulis optimis, setelah
Masa lalu dihadirkan dengan tidak mem- kesadaran ini muncul maka pembelajaran
buang unsur kronologi dan makna suatu sejarah akan semakin kritis dan tidak mem-
peristiwa, tetapi juga harus dihubungkan bosankan. Peserta didik pun tertarik karena
dengan kontinuitasnya di masa kini. Sep- yang mereka pelajari tidak hanya sejar-
erti pendapat S. Hamid Hasan (2018:xx), ah nasional, tetapi juga mikro histori dari
belajar sejarah tidak semata-mata untuk daerah mereka masing-masing.
kepentingan keilmuan sejarah dan pewari-
san kejayaan masa lalu, tetapi juga untuk Menawarkan Historiografi dengan
memahami bahwasanya kehidupan masa Tema Baru dan Unik (Kekinian?)
kini itu merupakan keberlanjutan dan pe-
rubahan dari masa lalu itu sendiri. “History is historiography because
Paradigma yang seperti inilah yang ha- historiography is, in its essence, the
rus dimiliki oleh pengajar atau pendidik se- making of narratives” (Munslow,
jarah. Jika mengerti dan memahami proses 2003:157).
keberlanjutan dan perubahan maka ketika Kutipan di atas semakin memperjelas
mengajarkan sejarah, khususnya di ting- makna sejarah itu sendiri. Jika sebagian
kat SMA/SMK, guru tidak sekedar men- sejarawan yang beraliran positivis mau-
dongengkan suatu peristiwa. Seorang guru pun strukturalis menganggap sejarah itu
sudah bisa menekankan keterkaitan, peru- peristiwa yang terjadi di masa lalu, maka
bahan, kesinambungan, dan pelajaran yang dalam hal ini penulis lebih setuju jika se-
dapat diambil dari peristiwa di masa lalu. jarah adalah pembentukan narasi terha-
Dengan demikian, meminjam pernyataan I dap masa lalu. Walaupun narasi masa lalu
Gde Widja, “sejarah dapat menumbuhkan tersebut saat ini sedang dalam transisi ke
pemahaman diri dan kesiapan intelektual ranah teknologi seperti Aan Ratmanto
(nalar) dalam menghadapi tantangan ja- yang membuat historiografi dalam bentuk
man yang selalu berubah atau berkembang film dokumenter (Ratmanto, 2018:406),
(Widja, 2018:xxx). namun sejarah lagi-lagi tetap tidak lepas
Sejarah dengan tema-tema unik seper- dari narasi. Teknologi membantu memper-
ti yang dibahas di atas sangat relevan un- mudah pencarian sumber dan pembuatan
tuk menunjang buku teks. Format sejarah media “penampil” masa lalu. Namun yang
tematik ini tidak untuk menggantikan buku lebih penting menurut Agus Suwignyo
teks sejarah versi pemerintah, melainkan (2018:401) adalah tantangan baru global-
hanya menunjang pembelajaran sejarah isasi yang mengharuskan sejarawan mem-
khususnya pembahasan tentang lokalitas perbarui cara kerjanya agar lebih sesuai
setiap daerah di Jawa Timur. Oleh sebab dengan kemajuan jaman yang kian pesat.
Jurnal Sejarah