Page 13 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 13
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
yang terkemuka, tradisi keilmuan dalam bahasa Melayu yang kreatif ini
dilanjutkan oleh para ulama dari daerah lain—Banjarmasin, Palembang,
bahkan kemudian juga Bima. Tradisi keilmuan dalam bahasa Melayu ini
terus berlanjut sampai percetakan telah dikenal, di Pulau Penyengat,
tempat bersemayam Raja Muda dari Kesutanan Riau-Johor, keturunan
bangsawan-advonturir yang berasal dari Bugis. Pada sisi lain awal abad
19 adalah pula saat ketika Minangkabau menghadapi “revolusi
keagamaan”, dengan muculnya gerakan Padri. Meskipun secara internal
gerakan ini berakhir dengan terciptanya perumusan yang ideal tentang
hubungan adat adan agama, pergolakan internal ini memberi
kesempatan bagi Belanda untuk melakukan ekspansi kemiliteran (1821).
Ketika akhirnya Tuanku Imam Bonjol (1837) berhasil ditangkap,
Minangkabau pun mulai memasuki zaman kolonial . Tetapi ingatan dan
peninggalan sejarah mencatat juga bahwa pada akhir dekade pertama
dari abad 20 Minangkabau telah mulai menjadi kancah pergumulan
intellektual keagamaan. Ketika inilah pemikiran modernisme Islam
mulai melansir usaha reformasinya.
Akhirnya sebuah pertanyaan yang bersifat kronikel harus
tertanyakan juga. Bagaimanakah secara logis bisa diterangkan kalau
seketika Cornelis de Houtman mendarat di Banten maka dengan begitu
saja Belanda menguasai seluruh wilayah yang dalam kesadaran
nasionalisme modern dianggap sebagai persada tanah air Indonesia?
Bagaimanakah harus dijelaskan bahwa kekuasaan itu berlanjut sampai
tahun 1942, ketika Hindia Belanda jatuh ke tangan militer Jepang?
Bukankah masa 350 tahun berarti bermula sejak kedatangan Cornelis de
Houtman ( 1596) sampai dengan kejatuhan Hindia Belanda ke tangan
militer Jepang? Seketika logika telah dipisahkan dari pemahaman dan
pengetahuan sejarah maka di waktu itu pula realitas historis telah
tertinggal. Tiba-tiba sejarah telah mengalami transformasi menjadi
dongeng. Maka lupakan sajalah fakta sejarah bahwa bahkan setelah
beberapa bulan setelah berada d Banten, Belanda ini telah diusir,
meskipun kemudian beberapa orang anak kapal sempat juga menetap di
pantai Utara Bali. Dan Bali dan Aceh, bahkan juga pedalaman Sulawesi
Selatan baru jatuh ke tangan Belanda di awal abad 20. Apakah daerah-
daerah ini tidak termasuk Indonesia?
Mitologisasi sejarah—ketika sebuah peristiwa dijadikan sebagai
simbol dari suatu hasrat kultural dan bahkan, lebih sering, politik--
adalah hal yang biasa. Jika sejarah adalah cacatan tentang sesuatu yang
terjadi di sana di suatu waktu, maka mitos -sejarah adalah hal yang ingin
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 5