Page 20 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 20
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
menyebar. Islam telah menjadi bagian dari dinamika sejarah Jawa.
Maka lembaran sejarah pun bisa berkisah bahwa di samping hubungan
dagang , penyebaran Islam dari satu daerah ke daerah lain telah semakin
lancar dan bahkan ada kalanya seperti sambung- bersambung. Para
mubaligh yang berasal dari satu daerah mulai asyik menyebarkan
pengaruh Islam ke daerah-daerah lain. Ada daerah yang mencatat
peristiwa ini dalam naskah-naskah, yang boleh disebut sebagai
historiografi tradisional, tetapi banyak juga yang merekam dalam
ingatan kolektif sebagai tradisi lisan, yang diwariskan turun temurun.
Apakah arti kesemua pengetahuan dari rekaman yang diambil
dari networks of collective memories, jaringan ingatan kolektif, dari
komunitas-komunitas lokal, ketika kesamaan pengalaman di bawah
kolonialisme diketahui dan dirasakan? Sekian banyak contoh bisa
diajukan. Namun yang jelas, andaikan tidak kesemuanya, bagian yang
terekam dalam struktur ingatan memperlihatkan betapa pengalaman
masa kini bukan saja sekadar memperdalam dan memperluas
pengetahuan tentang masa lalu dari daerah-daerah lain tetapi juga
membentuk suatu corak kesadaran sejarah. Seandainya berbagai kisah
perlawanan terhadap penetrasi kolonialisme di berbagai daerah sempat
dibaca dan dipahami apa pulakah reaksi psikologis yang datang
memasuki kesadaran? Maka mestikah diherankan kalau Snouck
Hurgronje dalam penyamarannya sebagai seorang Islam di Mekah
menemukan bahwa para jemaah atau pemukim yang berasal kepulauan
Nusantara menyatakan simpati mereka pada perlawanan Aceh
menghadapi usaha penetrasi kekuasaan Belanda di peralihan abad 19 ke
abad 20?
Begitulah, jika kaji diulang lagi, seandainya tidak diketahui
bahwa tulisan Bung Hatta (1928), Indonesia vrij— Indonesia Merdeka—
adalah sebuah kesaksian politik dan pembelaan hukum, pidato-pleidoi
–nya ini bisa saja dianggap sebagai sebuah testimoni sejarah. Bukankah
pidato ini berkisah tentang realitas sejarah dan kemudian memberi tafsiran
atau interpretasi tentang pengalaman kesejarahan. Bertolak dari tafsiran
tentang pengalaman kesejarahan inilah makna dari dinamika sejarah
bisa didapatkan. Kalau pengetahuan telah didapatkan dan tafsiran telah
pula diberikan maka mestikah diherankan kalau sang pejuang
kemerdekaan dengan berani meramalkan, bahkan—lebih tepat ingin
menentukan-- arah perjalanan sejarah? Pidato yang menghantam
kolonialisme dan membela tumbuhnya perasaaan nasionalisme di
kalangan masyarakat, khususnya kalangan pemuda terpelajar Indonesia,
12 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya