Page 24 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 24
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
sejarah negara –negara merdeka di Eropa dan bahkan sejarah Eropa
umumnya. Mereka mempelajari juga pergolakan nasional dan
perjuangan para pahlawan yang dibangga-banggakan bangsa-bangsa di
Eropa. Sebaliknya dalam sejarah tanah air mereka sendiri “setiap
perlawanan terhadap penetrasi orang kulit putih dicap sebagai
pemberontakan dan revolusi”. Anak-anak Indonesia harus seperti “beo
mengatakan bahwa pahlawan-pahlawan mereka, seperti Diponegoro,
Tuanku Imam, Teuku Umar dan banyak yang lain adalah
pemberontak, pembangkang, teroris dan sebagainya. Pada hal mereka
adalah pahlawan nasional, seperti halnya dengan Willem van Oranje,
William Tell, Mazzini, Garibaldi, dan lain-lain, yang harus kami
hormati”.
2
Begitulah dari pidato ini tampak bahwa Hatta lebih dulu mulai
dengan observasi atas realitas kekinian dan kemudian diikuti oleh
interpretasi kesejarahan – “mengapa realitas kekinian seperti itu bisa
terjadi?”. Apakah yang menyebabkan anak muda terpelajar dan berasal
dari kalangan atas masyarakat pribumi terlibat dalam pergerakan
nasionalisme? Maka iapun memberi jawab teoretis yang disampaikannya
ialah betapa ketimpangan logika dari masyarakat kolonial bisa menjadi
akar dari tumbuhnya semangat nasionalisme. Setelah datang dan belajar
di Eropa mereka semakin sadar juga apa arti perasaan kemerdekaan. Di
Eropa mereka terbebas dari kesempitan dari suasana masyarakat
kolonial yang menyesakkan dada. Hal inilah yang memperkuat
kesadaran mereka untuk tampil sebagai pemimpin di masa depan.
Merekapun mulai mempersiapkan diri demi tugas di masa depan.
Hatta membantah pendapat sebuah surat kabar Belanda yang
mengatakan bahwa mereka, para mahasiswa Indonesia, terlibat politik
karena mereka telah terputus dari masyarakat sendiri. “ Tidak Yang
Mulia, ini bukanlah sebab yang sesungguhnya. Yang benar ialah kami
telah terbebas dari jebakan kolonial dan karena itu telah mendapatkan
kepercayaan diri sendiri. Dari sini kami bisa melihat dengan jelas
kolonialisme yang sesungguhnya. Pengetahuan inilah yang menjadi
landasan perjuangan kami”. Menjelang akhir pidatonya Hatta pun
membuat kesimpulan.
“Ini (kemerdekan) adalah hukum besi sejarah. Hanya situasi cara
bagaimana gerakan kemerdekaan itu bekembang tergantung pada
penguasa. Merekalah yang menentukan apakah kemerdekaan itu
didapatkan dengan darah dan air mata atau secara damai”
Sepenggal kutipan dari salah satu karya klassik dalam sejarah
modern Indonesia ini memperlihatkan betapa sang penulis
16 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya