Page 241 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 241

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                Indonesia, dengan memajukan permintaan kepada Dai Nippon Teikoku,
                agar  memberi  jalan  cara  bagaimana  rakyat-rakyat  di  tanah  Melayu,
                Serawak,  Brunei,  Sandakan,  Papua  itu  menyatakan  kehendaknya  itu
                                                             42
                dalam masa segala kita membicarakan hal ini…

                Selanjutnya  Maramis  berpendapat  bahwa,  ia  sependapat  dengan  Muh.
                Yamin dan Ir. Sukarno yaitu bahwa kita harus menilik soal itu juga dari
                sudut hukum internasional. Untuk itu kita menunggu, bagaimana sikap
                penduduk  Malaya,  Borneo  Utara,  Timor  dan  Papua  yang  di  bawah
                kekuasaan negara Inggris, apakah mau bergabung atau Negara sendiri.
                Karena  begitu  banyak  pendapat  yang  dikemukakan  maka  dibentuk
                Panitia  Kecil  untuk  menentukan  batas  wilayah  ini.    Dari  66  anggota
                yang  mengeluarkan  suara  maka  diadakan  pemungutan  suara,  yang
                disampaikan oleh Otto Iskandardinata.
                Paduka tuan Ketua, suara yang dikeluarkan oleh anggota-anggota yang
                terhormat, ialah 66. Daripada 66 ini, yang jatuh kepada No. 2 ialah 39,
                kepada No. 1 ada 19, kepada No. 3 ada 6, yang blangko 1 dan kosong
                lain-lain 1, jumlahnya 66. Jadi dengan pilihan yang baru dilakukan ini
                yang dipilih, ialah No. 2. Sekianlah. (No. 2 ialah: Hindia Belanda dulu,
                ditambah  dengan  Malaya,  Borneo  Utara,  Papua,  Timor  Portugis  dan
                                         43
                pulau-pulau sekelilingnya).

                Berdasarkan  hasil  tersebut  maka  Ketua  Radjiman  menetapkan  bahwa
                daerah yang masuk Indonesia Merdeka Hindia Belanda dulu, ditambah
                dengan Malaya, Borneo Utara, Papua, Timor Portugis dan pulau-pulau
                          44
                sekitarnya.

                5.4. Pemikiran Tentang Undang-Undang Dasar

                        Mengenai  UUD  dibahas  oleh  BPUPKI  pada  sidang  kedua  11
                Juli 1945. Pada saat sidang dibuka oleh ketua Radjiman ada beberapa
                tokoh  yang  mengajukan  pendapat  di  antaranya:  Parada  Harahap,
                Kolopaking, Wongsonegoro, Muh. Yamin dan Wiranatakusumah.
                        Parada  Harahap  menyatakan  pendapatnya  supaya  komisi  yang
                akan  mengatur  UUD  dapat  memperhatikan  perasaan  rakyat  Indonesia
                dan dapat memungkinkan adanya pasal atau kalimat yang menyatakan
                perasaan  itu.  Dengan  maksud  supaya  dari  sekarang  dan  untuk
                selanjutnya  dapat  di  peringati  oleh  turunan  kita  dan  turunan  bangsa
                Nippon.  Tentang  susunan  kata-kata  di  serahkan  saja  kepada
                pertimbangan komisi.




                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   233
   236   237   238   239   240   241   242   243   244   245   246