Page 244 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 244
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Maka jatuhlah lama-kelamaan kepulauan Indonesia itu ke bawah
pengaruh dan kekuasaan kongsi perniagaan Belanda itu;
diputuskanlah olehnya perhubungan Indonesia ke luar dengan
negara-negara merdeka yang lain-lain; direbut, dirampaslah
dengan senyata-nyatanya segala hak dan kemerdekaan bangsa
Indonesia sebagai bangsa merdeka yang bernegara merdeka.
Kerajaan Belanda yang mewarisi hak-hak rampasan “Verenigde Oost
Indische Compagnie” itu, dalam satu setengah abad pemerintahan
atas negeri dan bangsa Indonesia, pada hakekatnya
melanjutkanlah semata-mata haluan politik yang lama itu, yaitu
politik memecah-mecah persatuan kita, menghina, menginjak-
injak rasa kehormatan kita, menghisap, memeras kekayaan kita
untuk kepentingan bangsa belanda sendiri.
Kejahatan niat dan tujuan itu tak dapat disembunyikan seterusnya
di dalam dunia, yang di dalamnya bertambah-tambah kehebatan
perlombaan imperialisme Barat, berebut kekayaan segenap dunia.
Dan lama-kelamaan bangkitlah kembali dengan sehebat-hebatnya
semangat perlawanan bangsa Indonesia, yang memang tak pernah
padam dan tak pernah dipadamkan, dalam lebih tiga abad
perkosaan oleh imperialisme Belanda itu. Sejarah kolonialisme
Belanda di Indoesia adalah sejarah berpuluh-puluh pemberontakan
bangsa Indonesia melawan imperialisme Belanda itu. Bergeloralah
lagi di dalam kalbu bangsa Indonesia tekad yang berkobar-kobar,
berbangkit kembali sebagai satu bangsa yang merdeka dalam satu
negara yang merdeka.
Kemenangan Dai Nippon Teikoku dalam perangnya dengan Rusia
dalam tahun 1905 M, mencurahi kehendak itu dengan semangat
kebangsaan Timur. Gugurlah anggapan tak terpatahkannya
kekuatan Barat, gugurlah angka kelebihan Barat, yang telah
membelenggu bangsa-bangsa Timur itu beratus-ratus tahun.
Contoh Dai Nippon Teikoku yang beroleh kejayaan itu,
melahirkanlah pergerakan teratur dalam bangsa Indonesia, yang
didasarkan atas cita-cita keadilan dan kemanusiaan, menuntut
pengakuan hak kemerdekaan tiap-tiap bangsa. Tidak tercegah,
tidak tertahan tumbuhnya, meluas dan mendalamlah pergerakan
ini dalam segenap lapisan dan segenap barisan bangsa Indonesia,
betapapun kerasnya, betapapun buasnya betapapun ganasnya
kekuasaan pemerintahan Belanda berikhtiar mencegah dan
menindasnya.
Di saat memuncaknya gelagat pergerakan itu yang seperti ibarat
saat kelahiran anak dari kandungan ibunya, maka Tuhan Yang
236 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya