Page 247 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 247

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                      membaharui  masyarakat.  Tetapi  di  sebelah  itu  janganlah  kita
                      memberikan  kekuasaan  yang  tidak  terbatas  kepada  negara  untuk
                      menjadikan di atas negara baru itu suatu negara kekuasaan. Sebab
                      itu  ada  baiknya  dalam  salah  satu  fasal,  misalnya  fasal  yang
                      mengenai  warga-negara,  disebutkan  juga  di  sebelah  hak  yang
                      sudah  diberikan  kepada  misalnya  tiap-tiap  warga  negara  rakyat
                      Indonesia,   supaya   tiap-tiap   warga-negara   jangan   takut
                      mengeluarkan  suaranya.  Yang  perlu  disebut  di  sini  hak  untuk
                      berkumpul  dan  bersidang  atau  menyurat  dan  lain-lain….  Tetapi
                      tanggungan  ini  perlu  untuk  menjaga,  supaya  negara  kita  tidak
                      menjadi  negara  kekuasaan,  sebab  kita  mendasarkan  negara  kita
                      atas  kedaulatan  rakyat.  Tetapi  kedaulatan  rakyat  bisa
                      dipergunakan  oleh  negara,  apa  lagi  menurut  susunan  Undang-
                      Undang Dasar sekarang ini yang menghendaki kedaulatan rakyat
                      yang  kita  temui  di  dalam  majelis  permusyawaratan  rakyat  dan
                      penyerahan  kekuasaan  kepada  Presiden,  ialah  Presiden  jangan
                                                                 47
                      sanggup menimbulkan suatu negara kekuasan.

                    Dalam  sidang  ini  pula  Soepomo  menyampaikan  pokok-pokok
                pikirannya  yang  mengatakan  mengapa  digunakan  istilah  ‘Undang-
                Undang Dasar’ bukan ‘hukum dasar’.
                      …bahwa  dalam  agenda  disebut  “hukum  dasar”,  akan  tetapi  saya
                      dengan  sengaja  memakai  perkataan  “Undang-Undang  Dasar”.  Apa
                      sebabnya?  Kita  dalam  membicarakan  atau  merancang  peraturan
                      yang  resmi,  yang  akan  mempunyai  kekuatan  undang-undang,
                      harus  berdisiplin  dalam  memakainya  kata-kata  undang-undang.
                      Kita   harus   memakai    istilah-istilah   hukum   juga   untuk
                      mengembangkan bahasa Indonesia… istilah: “hukum” itu dipakai
                      sebagai  salinan  dari  istilah:  recht  dalam  bahasa  Belanda.  Artinya
                      hukum  itu  bisa  tertulis  atau  tidak  tertulis.  Jadi  segala  recht  yang
                      tertulis  dan  yang  tidak  tertulis  dapat  disalin  dengan  perkatan
                      “hukum”  akan  tetapi  Undang-undang  itu  justru  hukum  yang
                      tertulis. Oleh karena kami merancang hukum dasar yang tertulis maka
                      saya  memakai  perkataan  “Undang-Undang  Dasar”,  jadi  belum
                      hukum dasar. 48

                    Selain  itu  Soepomo  juga  mengajukan  beberapa  perubahan  pada
                pasal 23 mengenai Badan Pemeriksa Keuangan dan pasal 36. Mengenai
                pasal Negara kesatuan. Hal-hal lain yang dibahas adalah masalah sistem
                pemerintahan  Negara,  presiden  dan  wakil  presiden,  warganegara,  dan
                sistem pemerintahan. Uraian Soepomo tentang bentuk Negara kesatuan
                adalah sebagai berikut:
                      Bentuk negara kesatuan (eenheidsstaat, unie) telah ditetapkan dalam
                      ayat 1 dari pasal 1 bab 1: Bentuk dan kedaulatan negara “Negara



                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   239
   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251   252