Page 239 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 239
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
letaknya di tengah-tengah kepulauan Pasifik. Untuk itu Muh. Hatta
menyarankan bangsa yang dimerdekakan ialah yang disebut ‘To Indo’,
yaitu Indonesia yang dulu dijajah oleh pemerintah Belanda dengan
sebagian dari Papua. Hatta menyarankan agar masalah Papua
diserahkan kepada orang Papua sendiri untuk mengurusnya dan bangsa
Papua kalau perlu diberi hak untuk merdeka. Karena untuk waktu
beberapa puluh tahun, bangsa Indonesia merdeka belum sanggup untuk
38
mendidik bangsa Papua sehingga menjadi merdeka. Bahkan untuk
wilayah Papua, Hatta lebih setuju untuk ditukar dengan wilayah Borneo
Utara. Adapun pernyataan Muh. Hatta tersebut adalah:
Tuntutan kita dulu tidak lebih daripada Indonesia atau dari pada
Hindia Belanda dulu, malahan dari dulu, ketika duduk dalam
himpunan Indonesia saja sendiri mau mengurangi daerah itu.
Bagian Papua saja serahkan kepada orang lain. Akan tetapi kalau
pemerintah Nippon memberikan Papua jang dulu dibawah
Pemerintah Belanda kepada Indonesia, saja tidak berkeberatan,
hanja saja tidak menuntutnja dan kalau sekiranja bagian Papua itu
ditukar-tukar dengan Borneo Utara, saja tidak berkeberatan, malah
bersjukur, karena seperti saja katakan dahulu, saja tidak minta
lebih daripada tanah air Indonesia jang dulu didjajah oleh
Belanda, tetapi kalau ditukar memang merupakan satu
39
kebulatan.
Pendapat Muh. Hatta ini akhirnya juga ditolak oleh Sukarno,
yang menyatakan bahwa ia mendukung 100% pendapat Muhammad
Yamin. Sukarno mendasarkan pendirian bahwa dari sejak jaman
Majapahit, wilayah Papua merupakan wilayah Majapahit, sehingga
negara Indonesia merdeka nantinya harus termasuk Papua, dan juga
Malaya, karena sebagian besar rakyat Malaya, menghendaki bergabung
dengan Indonesia. Bahkan setelah rapat BPUPKI, pada tanggal 12
Agustus 1945, ketika rombongan Sukarno Hatta kembali dari Saigon ke
Taiping disambut oleh Intjek Ibrahim Yaacob di rumah kediaman
panglima Besar Tentara Nippon untuk Malaya. Sesudah makan siang,
berangkatlah rombongan itu ke lapangan terbang Taiping. Disanalah
disatu kamar tamu di lapangan, Sukarno Hatta dan Intjek Ibrahim
Yaacob mengatakan bahwa kemerdekaan Malaya turut bersatu dengan
Indonesia, proklamasi kemerdekaan akan diumumkan antara minggu
penghabisan bulan itu, dan dari Malaya direncanakan akan
mengirimkan delapan orang delegasi ke Jakarta, guna turut
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 231