Page 57 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 57

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                Untuk penyebaran agama Kristen, di Batavia terbit mingguan Biang Lala.
                Mingguan ini berisi artikel-artikel tentang agama Kristen dan kisah-kisah
                dari Bibel, dan editornya adalah J.M. Arnold.
                        Pada awal abad ke-20, seiring dengan kebangkitan nasionalisme
                Cina di Jawa, orang-orang Cina peranakan juga ikut meramaikan usaha
                penerbitan  surat  kabar.  Pada  tahun  1901,  terbit  Li  Po  di  Sukabumi,
                kemudian disusul oleh penerbitan Pewarta Soerabaja (1902), Warna Warta
                (Semarang,  1902),  Chabar  Perniagaan  (Batavia,  1903),  Ik  Po  (Surakarta,
                1904), Djawa Tengah (Semarang, 1909), dan Sin Po (Batavia, 1910). Pers
                milik orang Cina peranakan itu menawarkan lahan pekerjaan baru bagi
                golongan  intelektual  bumiputera  di  kota-kota  yang  tidak  suka  bekerja
                sebagai pangreh praja. Bagi golongan intelektual bumiputera, pers Cina
                peranakan yang menggunakan bahasa Melayu itu memiliki arti penting
                sebagai  media  untuk  menyebarluaskan  ide-ide  mereka.    Menurut
                Heather  Sutherland,  pers  Cina  peranakan  menjadi  model  bagi  pers
                bumiputera, dan memberikan pengalaman profesional bagi orang-orang
                                                     14
                bumiputera sebagai editor dan reporter.
                        Setelah orang-orang Belanda dan Cina memelopori usaha dalam
                bidang  penerbitan  pers,  orang  bumiputera  juga  tergugah  untuk  terjun
                dalam  bidang  jurnalistik,  terutama  setelah  berdiri  organisasi-organisasi
                yang  bersifat  kebangsaan  dan  keagamaan.  R.M.  Koesoemo  Oetoyo
                dapat disebut sebagai orang Jawa pertama yang menerbitkan surat kabar.
                Pewarta  Prijaji,  surat  kabat  ini  terbit  untuk  pertama  kalinya  pada
                pertengahan tahun 1900.

                        Surat  kabar  Pewarta  Priyayi  memuat  artikel  yang  berhubungan
                dengan dunia priyayi. Isi Pewarta Prijaji mendorong masyarakat priyayi
                agar  mengetahui  berbagai  aturan  yang  harus  dijalankan  baik  oleh
                kalangan priyayi sendiri maupun untuk masyarakat umum, menambah
                pengetahuan  para  priyayi  sebagai  bekal  menjalankan  tugas  sebagai
                pegawai pangreh praja, dan hal-hal yang terkait dengan masyarakat dan
                kebudayaan  Jawa.  Surat  kabar  dengan  bahasa  Melayu  rendah  ini
                diterbitkan  di  Semarang  sebagai  bulanan.  R.M.  Koesoemo  Oetoyo
                memegang  pimpinan  redaksi  dan  editor  utama.  Di  halaman  muka
                tertulis nama surat kabar itu dalam huruf kapital: PEWARTA PRIJAJI.
                Di bawahnya ditulis keterangan:







                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   49
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62