Page 54 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 54

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern



                        Pengiriman  surat  lewat  pos  dari    Batavia  ke  Bogor  dilakukan
                setiap hari. Pengiriman surat ke berbagai tempat lain dilakukan dua kali
                seminggu.  Petugas  penghantar  surat  dari  Batavia  ke  Bogor  harus
                berangkat sepagi mungkin dan pada setiap 6 pal (1 pal= 1,5 kilometer)
                tersedia  seorang  petugas  pengganti.  Antara  Bogor  dan  Surabaya
                didirikan  12  tempat  penginapan,  setiap  penginapan  terdapat  6  atau  8
                kamar  tidur  yang  bagus.  Di  antara  penginapan  tersebut  terdapat
                pasanggrahan. Perubahan terjadi dalam frekuensi pengiriman surat yaitu
                sejak 1828 pengiriman surat semula tiga kali perminggu diubah menjadi
                dua kali per minggu.

                        Pada  1871  angkutan  kereta  api  antara  Batavia  –  Jatinegara
                dibuka  untuk  pertama  kali  yang  sangat  bermanfaat  bagi  petugas  pos.
                Tujuh  tahun  kemudian  dikeluarkan  peraturan  bahwa  pengiriman  pos
                dilakukan dengan angkutan kereta api. Jalur kereta api antara Anyer  –
                Batavia  dan  antara  Batavia  –  Bandung  –  Yogya  –Surabaya    terdapat
                fasilitas pengiriman pos. Di beberapa tempat yang kereta api cepat tidak
                berhenti serta tempat yang tidak ada setasiun kereta api didirikan kantor
                pos pembantu.

                        Pelayanan  pos  di  luar  Jawa  memperoleh  perhatian  pemerintah
                kolonial  tak  lama  setelah  layanan  itu  dibangun  di  Jawa.  Di  Sumatra
                pelayanan  pos  dilakukan  dengan  mobil  yaitu  di  Palembang  Boven
                Landen serta di Pantai Timur Sumatra, yang prakteknya selain melayani
                pengiriman  surat  juga  melayani  angkutan  penumpang  dan  barang.
                Masalah lain yang dihadapi pengantar pos di luar Jawa seperti di Distrik
                Lampung adalah adanya gangguan binatang buas seperti gajah. Pegawai
                pos di Aceh dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi gangguan
                sehingga mereka dipersenjatai dengan rencong atau klewang.
                        Pelayanan  telegraf  dimulai  sejak  1855  dengan  Peraturan  Ratu
                yang  memungkinkan  pengadaan    elektro  magnit  telegraf.  Jaringan
                telegraf bagi kepentingan umum dibangun sejalan dengan dibangunnya
                jaringan  rel  kereta  api  karena  berita  pemberangkatan  kereta  api  diatur
                dengan  sistem  komunikasi  antar  setasiun  dengan  telegraf.  Dengan
                demikian  di  setiap  stasiun  dan  halte  selalu  tersedia  sarana  komunikasi
                telegraf.  Setelah  dikeluarkannya  ijin  pembukaan  jaringan  komunikasi
                oleh  Ratu  Belanda  pada  1855,    jaringan  yang  dibangun  pertama  kali
                adalah  antara  Batavia  –  Bogor,  dengan  jaringan  ini  pula  pengiriman
                berita pertama kepada  Gubernur Jendral lewat tilgram dilakukan pada



                46     Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59