Page 51 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 51

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern




                        Di  Aceh  jaringan  kereta  dengan  rel  ukuran  1.067  meter  yang
                menghubungkan  Ule-ule  dengan  Kutaraja  telah  dibangun  oleh
                Departemen  Pekerjaan  Umum  pada  November  1876.  Pada  1897
                jaringan Kuta Raja – Lam Baru juga telah dikerjakan. Jaringan rel kereta
                terus dikembangkan di wilayah pantai Utara dan Timur dimana jaringan
                Pangkalansusu  –  Besitang  telah  selesai  dikerjakan  pada  1917.  Dari
                Pangkalansusu  jaringan  rel  diteruskan  ke  Arubaai  dan  dari    Besitang
                pada  pertengahan  1919  dibuka  jaringan  yang  menghubungkannya
                dengan jaringan milik Delispoorwegmaastchappij.

                        Perkembangan  kereta  api  di  Pulau  Sumatra  Barat  menghadapi
                kendala.  Bukit  Barisan  yang  mempunyai  ketinggian    di  Subang  1.050
                meter  dan  di  Padang  Panjang  sekitar  773  meter  adalah  berada  di  atas
                rata-rata  ketinggian  yang  dapat  ditolerir.  Pada  1833  dibangun  jaringan
                jalan kereta gerobag di lembah Anai untuk memperbaiki jalan angkutan
                antara  Padang  Panjang  dan  Padang.  Pada  1870  seorang  insinyur
                tambang  W.H.  de  Greeve  menyatakan  dalam  satu  laporan    kepada
                pemerintah tentang kemungkinan eksploitasi  ladang batubara Ombilin.
                Laporan  itu  ditindaklanjuti  pemerintah  dengan  menugasi  Dr.R.D.M.
                Verbeek untuk melakukan penelitian tentang potensi tambang batubara
                tersebut. Pada1873 J.L. Cluysenaer ditugasi pemerintah untuk meneliti
                tentang  kemungkinan  membangun  jaringan  rel  kereta  api  yang
                mendukung kepentingan  pemerintah kolonial di Sumatra Barat secara
                keseluruhan  maupun  bagi  pengangkutan  batu  bara  dari  dataran  tinggi
                Padang  ke  pelabuhan  di  pantai  barat  Sumatra  pada  khususnya.  Hasil
                laporan tersebut diterbitkan berturut-turut pada 1876, 1878, dan 1884.
                        Mengingat  potensi  ekonomi  Sumatra  Barat  cukup  besar  untuk
                dikembangkan  di  masa  kemudian  maka  pemerintah  kolonial
                memandang perlu untuk memperluas jaringan kereta api di daerah ini.
                Dengan  surat  keputusan  tertanggal  13  Juli  1895    ditetapkan  untuk
                memperpanjang  jaringan  rel  kereta  api  Fort  de  Kock  –  Payakumbuh
                sepanjang 32 kilometer yang selesai pada 15 September 1896. Pada akhir
                1917 jalur utama Pelabuhan Emma – Padang – Padang Panjang – Sawah
                Lunto  sepanjang  105  kilometer  dihubungkan  dengan  jalur  lain  yaitu
                Padang – Puluayer, Lubukalur -   Sungai Limau dan Padang Panjang –
                Payakumbuh sepanjang 95 kilometer, secara bersama-sama jalur tersebut
                sepanjang 245 kilometer.






                                              Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya   43
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56