Page 46 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 46

Sejarah Pemikiran Indonesia Modern



                pendidikan  yang  mereka  peroleh,  mempunyai  kesempatan  untuk
                melampaui tingkat yang pernah dicapai oleh orang tua mereka.
                                                                            7
                        Namun  jumlah  antara  lowongan  kerja  di  pemerintah  dengan
                jumlah lulusan tidak seimbang.  Sehingga  ketidakmampuan pemerintah
                kolonial  menampung  lulusan  sekolah,  menyebabkan  timbulnya  kaum
                intelektual  yang  merasa  diperlakukan  tidak  adil  oleh  sistem  kolonial.
                Pada saat makin memuncaknya gerakan kebangsaan pada tahun 1930-
                an,  hal  tersebut  tampak  mencuat  dengan  berkembangnya  sekolah-
                sekolah  swasta,  usaha-usaha  penerbitan,  koperasi  dan  sebagainya.
                Peleburan  dari  sifat  sekolah  "Belanda"  sekaligus  memupuk  semangat
                kebangsaan  dan  merintis  ke  arah  terbentuknya  corak  masyarakat  lain
                yang bukan kolonial. Sekolah Barat telah berfungsi sebagai katalisator
                untuk terwujudnya dua jenis elite, yaitu birokrat moderen dan kaum
                intelektual.  Keduanya  berasal  dari  tradisi  pendidikan  yang  sama,
                tetapi  berada  dalam  lingkungan  politik  dan  sosial  yang  berbeda.
                Keduanya  mempunyai  tempat  atas  susunan  hierarki  sosial,  tetapi
                yang pertama lebih didukung oleh legitimasi politik, sedangkan yang
                lain oleh keunggulan ilmu. Birokrat  modern  ini disebut juga priyayi
                birokrat  untuk  di  Jawa,  dan  di  Tatar  Sunda  dikenal  sebagai  menak
                lama. 8


                1.3. Perkembangan Transportasi dan Tumbuhnya Kota-kota Kolonial
                        Pada 1845 satu kapal uap Belanda dialokasikan untuk melayani
                pelayanan pos di Singapura dan mengangkut surat dan penumpang ke
                                         9
                Batavia terus ke Surabaya . Munculnya permukiman orang Belanda di
                berbagai  tempat  di  wilayah  pantai  di  luar  Jawa  mendorong  para
                pengusaha untuk secara aktif membuka usaha di dalam pelayanan  pos
                dan  angkutan  penumpang.  Di  bawah  kontrak  pengiriman  pos  dan
                penumpang yang dibuat pada 1850 dengan sindikat baru Willem Cores
                de  Vries,  hubungan  pelayaran  kapal  uap  diperluas  dari  Jawa  ke
                permukiman Belanda yang ada di Padang, Makasar,  Menado, Ternate,
                dan Ambon.
                        Perusahaan  yang  didirikan  oleh  berbagai  bangsa  terus
                berkembang dan memberikan pelayanan pengiriman pos dan angkutan
                penumpang  dari  satu  tempat  ke  tempat  lain  di  Asia  Tenggara.  Di
                Kepulauan  Philippina,  penguasa  Spanyol  pada  1854  menyediakan
                pelayanan angkutan menggunakan kapal uap bagi perjalanan laut setiap
                bulan  menghubungkan  Hongkong  (yang  pada  akhir  dasawarsa  1850an



                38     Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51