Page 100 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 100

Dari  keterangan  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  Maturidi  mengambil  jalan  tengah

                   antara Mu‟tazilah dengan Asy‟ariyah, dimana Mu‟tazilah berpendapat bahwa manusia
                   menciptakan  perbuatannya  dengan  adanya  kemampuan  yang  diberikan  oleh  Allah

                   kepadanya, sedangkan pendapat Asy‟ariyah yang menyatakan bahwa manusia tidak
                   mempunyai  efektifitas  dalam  perbuatannya  karena  ia  hanya  memiliki  kasab  yang

                   terjadi  bersamaan  dangan penciptaan daya  dan bukan pengaruh dirinya. Sedangkan

                   Maturidi memandang kasab itu ada karena kemampuan dan pengaruh manusia.




                       2.  Maturudiyah Bukhara (al Bazdawi)

                           a.  Riwayat hidupnya


                       Nama lengkapnya ialah Abu Yusr Muhammad bin Muhammad bin al Husain bin
                                                                       69
                   Abd. Karim al Bazdawi, dilahirkan pad tahun 421 H.  Kakek al Bazdawi yaitu Abd.
                   Karim, hidupnya semasa dengan al Maturidi dan salah satu murid al Maturidi, maka

                   wajarlah  jika  cucunya  juga  menjadi  pengikut  aliran  Maturidiyah.  Sebagai  tangga
                                                                                         70
                   pertama, al Bazdawi memahami ajaran-ajaran al Maturidi lewat ayahnya.

                       Al  Bazdawi  mulai  memahami  ajaran-ajaran  al  Maturidiyah  lewat  lingkungan

                   keluarganya  kemudian  dikembangkan  pada  kegiatannya  mencari  ilmu  pada  ulama-
                   ulama secara tidak terikat. Ada beberapa nama ulama sebagai guru al Bazdawi antara

                   lain : Ya‟kub bin Yusuf bin Muhammad al Naisaburi dan Syekh al Imam Abu Khatib.
                   Di samping itu, ia juga menelaah buku-buku filosof seperti al Kindi dan buku-buku

                   Mu‟tazilah seperti Abd. Jabbar al Razi, al Jubba‟i, al Ka‟bi, dan al Nadham. Selain itu
                   ia juga mendalami pemikiran al Asy‟ari dalam kitab al Mu‟jiz. Adapun dari karangan-

                   karangan  al  Maturidi  yang  dipelajari  ialah  kitab  al  Tauhid  dan  kitab  Ta‟wilah  al
                          71
                   Qur‟an.  Al Bazdawi berada di Bukhara pada tahun 478 H / 1085 M. Kemudian ia
                   menjabat  sebagai  qadhi  Samarkand  pada  tahun  481  H  /  1088  M,  lalu  kembali  di
                                                                                72
                   Bukhara dan meninggal di kota tersebut tahun 493 H / 1099 M.

                           b.  Pemikiran-pemikiran al Bazdawi




                   69
                     Kitab Ushul al Din., h. 10.
                   70
                     Harun, Teologi Islam., h. 77.
                   71
                    Kitab Ushul al Din., h. 11
                   72
                    Ibid.,h. 13.


                                                           92
   95   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105