Page 32 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 32

Ali  membait  Abu  Bakar  sebagai  Khalifah  sebagai  latar  belakang  munculya

                          sikap tasyayyu‟ yang memicu adanya forn ini.


                       B.  Ajaran, Ushuluddin, dan Furuuddin
                                   Secara garis besar ajaran Syiah meliputi tiga perinsif yaitu: aqidah,

                          akhlaq, fiqih (syariah). Aqidah meliputi hal-hal yang berkaitan tentang urgensi
                          Tuhan  dan  hamba,  ahklak  meliputi  budi  pekerti  hamba  kepada  Tuhan  dan

                          sesama  makhluknya,  sedangkan  fiqih  (syari‟ah)  merupakan  bentuk
                          penghambaan hamba kepada Tuhan.

                                   Dalam aliran Syi‟ah ada istilah  Ushulu al-Din (pokok-pokok agama)

                          dan  Furu‟  al-Din  (masalah  penerapan  agama)  dalam  ajarannya.  Syi‟ah
                          memiliki lima ushuluddin (pokok-pokok agama), yaitu:

                          1.  Tauhid, bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa.
                                      Sama halnya dengan aliran Islam lainya, Syiah juga meyakini akan

                             ke-Esa-an  Allah  baik  secara  esensial  mapun  eksistensi-Nya.  Ke-Esa-an
                             Allah  adalah  mutlak.  Ia  bereksisitensi  dengan  sendiri-Nya.  Tuhan  adalah

                             qodim.  Maksunya,  Tuhan  bereksistensi  sebelum  ada  ruang  dan  waktu.

                             Ruang  dan  waktu  diciptakan  oleh  Tuhan.  Tuhan  Mahatau,  Maha
                             mendengar, selalu hidup, mengerti semua bahasa, selalu benar, dan bebas

                             berkehendak.  Ke-Esa-an  Tuhan  tidak  murakkab  (tersusub).  Tuhan  tidak

                             membutuhkan sesuatu. Ia berdiri sendiri, tidak dibatasi oleh ciptaan-Nya.
                                                                        6
                             Tuhan tidak dapat dilihat dengan mata biasa
                          2.  Al-Adl (keadilan)
                                      Tuhan  menciptakan  aturan-aturan  yang  dibawa  oleh  Rosul-Nya

                             sebagai  landasan  hidup  bagi  umat  manusia  supaya  terarah.  Tuhan
                             menciptakan  kebaikan  di  alam  semesta  merupakan  keadialan.  Ia  tidak

                             pernah menghiasi ciptiaan-Nya dengan ketidakadilan. Karena ketidakadilan

                             dan  kezaliman  terhadap  yang  lain  merupakan  tanda  kebodohan  dan
                             ketidakmampuan,  semntara  Tuhan  adalah  Mahatahu  dan  Mahakuasa.

                             Segala  macam  keburukan  dan  ketidakmampuan  adalah  jauh  dari
                                                              7
                             keabsolutan dan kehendak Tuhan.





                   6
                     Abd Rozak, Ilmu Kalam, Pustaka Setia (Bandung: 2014), hal. 117
                   7
                     Ibid, hal. 117
                                                           24
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37