Page 29 - Sun Flower Full Naskah
P. 29
“Hm, sepertinya kami mau makan dulu,”
“Oh begitu, kami juga mau makan. Iya kan Hyung?”
Ray memberi kode pada Kyung-Shin. Lelaki itu sedikit terlam-
bat memahami maksud Ray namun sejenak kemudian ia pun
mengangguk.
So-Ra tersenyum ketika melihat kekakuan Kyung-Shin,
ekor matanya tak lepas memperhatikan Kyung-Shin yang tadi
sesaat sebelum film dimulai terlihat mengamati penampilan
baru So-Ra.
“Aku ingin minum so…” kata-kata Ray terpotong saat
dia mengingat bahwa ia akan pergi makan bersama Hae-Seol
dan So-Ra. Ia ingin mengatakan minum soju, namun segera Ray
meralat kata-katanya. “Soup…” mungkin ketiga orang di dekat
Ray sedikit heran sebab jika dirangkai maka akan menjadi ‘aku
ingin minum soup’ yang terdengar sedikit janggal.
Ray juga muslim sama seperti kakaknya, bahkan kelu-
arga mereka adalah muslim. Namun, Ray terkadang masih saja
minum-minum. Hal yang sudah menjadi kebiasaan di Korea
terutama bagi orang yang lahir dan besar di Korea seperti Ray.
Namun, setelah Ray mengenal Hae-Seol, ia mulai belajar meng-
hilangkan kebiasaan dan ketergantungan pada sebotol soju.
***
Semula Hae-Seol mengira ia akan melakukan pemo-
tretan di dalam ruangan, ia juga mengira tak ada wawancara
setelah pemotretan, namun perkiraannya meleset. Fotografer
dan wartawan yang berada di lokasi sangat tertarik dengan
keunikan yang dipancarkan Hae-Seol dengan hijabnya.
“Anda terlihat cantik dan anggun dengan pakaian tertu-
tup seperti ini,” kata seorang wartawan.
“Ya. Karena cantik ejaannya bukan terbuka,” Hae-Seol
tersenyum diikuti tawa para wartawan. Selesai wawancara, Hae-
Seol melihat hasil foto. Ia mengangguk-angguk bukan karena di-
rinya terlihat anggun seperti kata para wartawan, tetapi karena
pandainya fotografer mengambil angle yang tepat.
Di foto itu, Hae-Seol seperti peri hutan saja. Gaun biru
23

