Page 33 - e-Modul Sejarah SMK MST-2
P. 33
Namun usaha untuk menyelesaikan permasalahan Kabinet Sukiman akhirnya menyerahkan
Irian Barat selalu menemui jalan buntu. Selain itu, mandatnya pada 23 Februari 1952 setelah
masalah keamanan pada masa kabinet Natsir ini sebelumnya Ahmad Soebardjo terlebih dahulu
masih belum teratasi karena pada masa kabinet mengundurkan diri sebagai Menteri Luar Negeri.
ini terjadi pemberontakan Republik Maluku
Selatan dan DI/TII. Hal ini menimbulkan mosi Kabinet Wilopo pada Tahun 1952 sampai
tidak percaya sehingga kabinet Natsir 1953
menyerahkan mandatnya pada tanggal 21 Maret Pada tanggal 1 Maret 1952, Presiden Soekarno
1951. menunjuk Sidik Djojosukarto dari PNI dan
Prawoto Mangkusasmito dari Masyumi sebagai
Kabinet Sukiman pada Tahun 1951 sampai formatur. Akan tetapi, kedua formatur tersebut
1952 gagal menjalankan tugas. Tanggal 19 Maret 1952,
Jatuhnya kabinet Natsir membuat Ir.Soekarno mereka menyerahkan mandatnya kembali. Tugas
menunjuk Mr.Sartono untuk membuat kabinet selanjutnya diserahkan kepada Wilopo. Adapun
koalisi dari partai PNI-Masyumi. Setelah satu program Wilopo diantaranya adalah:
bulan menjabat, namun akhirnya beliau
mengundurkan diri pada 18 April 1951 karena • Melaksanakan Pemilihan Umum untuk
dianggap gagal. Presiden kemudian menunjuk Dr. konstituante, DPR dan DPRD
Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi) dan Sidik • Meningkatkan kemakmuran rakyat
Djojosukarto dari PNI untuk membentuk • Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
kabinet koalisi yang diresmikan tanggal 27 April Indonesia
1951. Adapun program-program yang dijalankan • Menjalankan politik luar negeri bebas aktif
kabinet ini adalah:
Kabinet ini tidak bertahan lama karena adanya
· Mengusahakan kemakmuran rakyat ancaman dari gerakan separatisme serta
· Mempercepat persiapan Pemilu peristiwa Tanjung Morawa 17 Oktober 1952.
· Menjalankan politik luar negeri bebas aktif Peristiwa ini merupakan peristiwa bentrokan
· Memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah RI antara aparat kepolisian dengan para petani liar
Secepatnya mengenai persoalan tanah perkebunan di
Sumatera Timur (Deli). Akibatnya muncullah
Adanya pertentangan antara Masyumi dan PNI mosi tidak percaya terhadap Kabinet Wilopo
menyebabkan kabinet ini tidak bertahan lama. sehingga kabinet ini mengembalikan mandatnya
Selain itu, kabinet ini jatuh akibat adanya pada tanggal 3 Juni 1953.
persetujuan bantuan Mutual Security Act atau
MSA yang merupakan bantuan ekonomi dan Kabinet Ali Sastroamidjojo pada Tahun
persenjataan dari Amerika Serikat kepada 1953 sampai 1955
Indonesia. Hal ini dianggap bertentangan dengan Kabinet ini dikenal sebagai kabinet Ali I. Kabinet
politik luar negeri bebas aktif karena Indonesia ini didukung PNI dan Masyumi. Adapun program
dianggap pro terhadap Blok Barat. dari kabinet ini antara lain:
• Penyelesaian masalah Irian Barat secepatnya.
Co e-Modul SMK kls X 33
Sejarah Indonesia Bab-1 Semester 2