Page 17 - Renungan El-Bethel November
P. 17
D
Y
O
?
A
R
E Y
E
A
ARE YOU READY?
U R
Ibrani 11:7
“Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan
bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia, dan ia ditentukan untuk menerima
kebenaran, sesuai dengan imannya”
Kejadian 6:9-22
i
ta
r
erita tentang ketaatan Nuh ini begitu luar biasa. Nuh yang bukan nelayan tetapi petani, mendapat
e
mandat untuk membuat bahtera! Tetapi Nuh tidak protes, memilih taat dan memiliki iman bahwa
C CTuhan akan mengenapi semua yang di janjikan-Nya! Iman dan ketaatan Nuh yang membuat dia
dan keluarganya selamat, bahkan menjadi alat Tuhan untuk ikut melanjutkan cerita-Nya untuk dunia!
Beberapa waktu lalu, ketika saya mempersiapkan kotbah, Tuhan memberikan impresi tentang orang-
orang yang mempersiapkan tanah untuk membuat bandara, Tuhan seperti ingin menunjukkan khusus
tentang pembuatan landasan pacu, tempat untuk pesawat take off dan landing. Tuhan mengingatkan
di tahun 2014, saya dan teman-teman mission trip ke Sangihe (Sulawesi Utara). Waktu itu belum ada
bandara disana, kami harus semalaman naik kapal dari Manado untuk sampai kesana. Sekarang sudah
ada bandara disana, walaupun kapasitasnya masih pesawat ATR, tetapi sudah jauh lebih menghemat
waktu dan tenaga. Hanya butuh kurang dari 1 jam untuk terbang dari Manado ke Sangihe.
Seringkali hati, iman dan hidup kita kurang kuat, bahkan tidak mampu menampung “Pesawat”
Tuhan yang mau “landing” maupun “take off”. Tuhan tunjukkan, landasan pacu itu seperti hati dan
iman kita, dimana Tuhan mau “landing” kan kasih, janji, pengurapan, berkat, dan lain-lain di hidup kita.
Bahkan juga merilis atau melepaskan kasih, berkat, pengurapan-Nya melalui kita untuk menolong dan
memberkati orang disekitar kita. Tetapi seberapa sering kita tidak bisa menerimanya karena hati dan iman
kita tidak siap, tidak berani melangkah bersama dengan Dia? Bahkan untuk hal yang terlihat sederhana
tapi fundamental, yakni kita tidak percaya Tuhan bisa memakai hidup kita!
Proses pembuatan landasan pacu ini sendiri ternyata tidak bisa instant, harus benar-benar kuat
dengan berkali-kali uji coba supaya aman untuk pesawat landing dan take off disana. Sama dengan hidup,
hati, karakter, dan iman kita harus diproses dan dilatih sehingga kita siap apabila Tuhan mau memberikan
arahan, janji, kasih, pengurapan, berkat itu dalam hidup kita. Ingat, Abraham harus menunggu sampai
bertahun-tahun baru janji itu tergenapi, Musa mengalami proses pengembaraannya, Daud menghadapi
singa dan beruang sebelum menghadapi Goliat dan kemudian masih lama prosesnya sebelum dia
menjadi raja. Juga Petrus mengalami ketakutannya sebelum berkhotbah untuk 3000 orang bertobat,
dan lebih banyak lagi tokoh di Alkitab mengalami banyak proses hati, karakter dan iman hingga akhirnya
memperoleh semua janji Tuhan.
Apabila diri kita tidak siap, janji tersebut justru bisa menjadi bumerang dan malapetaka. Ingat kisah
Saul yang akhirnya harus turun dari takhta dan mati mengenaskan, Yeter anak Gideon yang tidak siap dan
tidak terlatih, gagal mendapatkan kehormatan yang seharusnya dia dapat, atau Yudas yang tidak sampai
akhir hidupnya mengikut Kristus dan harus mati mengenaskan, dan masih banyak contoh lainnya. Setia
pada proses, terus taat dan memiliki iman yang terus bertumbuh setiap hari. Maka saya percaya, hati
serta janji Tuhan yang besar itu akan diberikan pada kita ketika kita siap. Bahkan kita juga dipakai Tuhan
untuk menjadi saluran dan perpanjangan tangan Tuhan di dunia. Mari terus mempersiapkan diri kita, SENIN
lewati proses demi proses pendewasaan iman dan karakter kita, sehingga ketika waktunya tiba, kita siap
untuk menjadi “Landasan Pacu” nya Tuhan!
SENIN
PERENUNGAN
1. Mari renungkan, apakah kita sudah siap jika Tuhan menggenapi janji-Nya dalam hidup kita?
2. Apakah langkah nyata yang akan kita ambil untuk mempersiapkan hidup kita di hadapan-Nya? 15 NOVEMBER 2021
DOA
“Tuhan, kami percaya bahwa janji dan firman-Mu akan Kau genapi pada waktunya. Tolong kami
untuk memiliki hati dan hidup yang siap ketika janji-janji itu Kau genapi dalam hidup kami. Bahkan bukan
hanya untuk diri kami sendiri, tapi juga bagi orang lain. Amin.”
(Priambodo)