Page 43 - Laptah Dit. SPO 2020 sesuai outline
P. 43

Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, dan mengakomodir perkembangan implementasi

                              di  lapangan  maka  Peraturan  Kepala  Badan  POM  Nomor  2  Tahun  2016  tentang  Pedoman
                              Teknis Pengawasan Periklanan Pangan Olahan direvisi pada tahun 2019.


                              Beberapa perubahan substansi dalam rancangan peraturan peraturan tersebut diantaranya (1)
                              penghapusan  ketentuan  mengenai  evaluasi  rancangan  (pre  market)  iklan  untuk  pangan
                              dengan  klaim  penurunan  risiko  penyakit  termasuk  lampiran  terkait,  (2)  larangan

                              pencantuman visualisasi yang menggambarkan bahwa susu kental dan analognya disajikan
                              sebagai  hidangan  tunggal  berupa  minuman  susu,  (3)  ketentuan  pencantuman  simbol  pada

                              iklan  pangan  olahan  berupa  tanda  bintang  (*)  atau  tanda  pagar  (#),  (4)  pencantuman
                              pernyataan  “baca  peringatan  pada  label”  untuk  pangan  olahan  yang  mencantumkan
                              peringatan  pada  label,  (5)  penambahan  sarana  periklanan  termasuk  diantaranya  sales

                              promotion person, (6) dan penambahan beberapa larangan iklan pangan olahan, diantaranya
                              larangan  mengiklankan  pangan  olahan  dalam  iklan  layanan  masyarakat  dan  memuat

                              pernyataan yang menyinggung suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA).




                   3.8 IKU 8. POLICY BRIEF FORMALDEHIDA ALAMI PADA PANGAN OLAHAN

                        3.8.1   PENYUSUNAN  RANCANGAN  POLICY  BRIEF  FORMALDEHIDA  DALAM
                               PANGAN OLAHAN YANG TERBENTUK KARENA PROSES


                               Formaldehida  merupakan  salah  satu  bahan  berbahaya  yang  masih  menjadi  permasalahan
                               karena sering disalahgunakan pada pengolahan pangan. Penyalahgunaan formaldehida pada

                               produk  pangan  disebabkan  oleh  sifat  biosidanya  yang  dapat  membunuh  mikroba  pada
                               pangan sehingga berdampak mencegah kerusakan pangan karena kontaminasi mikroba. Pada

                               Peraturan  Badan  POM  Nomor  7  Tahun  2018  tentang  Bahan  Baku  yang  Dilarang  dalam
                               Pangan  Olahan,  dinyatakan  bahwa  formaldehida  merupakan  salah  satu  senyawa  yang
                               dilarang ditambahkan dalam pangan olahan.


                               Namun demikian, formaldehida juga dilaporkan dapat terbentuk secara alami pada berbagai
                               pangan segar seperti buah, sayuran dan ikan. Disamping itu, keberadaan formaldehida dapat

                               juga merupakan kontaminan dari proses pengolahan seperti pengasapan ikan. Hal tersebut
                               juga diperkuat dengan hasil penelitian dan hasil pengawasan terhadap produk pangan segar

                               dan  olahan  yang  secara  alami  mengandung  formaldehida.  Beberapa  hasil  pengujian
                               kualitatif  post  market  menunjukkan  beberapa  buah  segar  (anggur,  melon)  positif
                               mengandung  formaldehida.  Memperhatikan  hal  tersebut,  diperlukan  adanya  kebijakan

                               mengenai kandungan formaldehida alami pada pangan olahan.


                                                                37
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48