Page 39 - Laptah Dit. SPO 2020 sesuai outline
P. 39
Pedoman ini antara lain berisi tentang persyaratan higiene dalam area produksi/pemanenan,
desain dan fasilitas, persyaratan hygiene fasilitas, higiene dan kesehatan karyawan,
persyaratan pengolahan, jaminan mutu, penyimpanan dan transportasi produk akhir,
prosedur kontrol laboratorium, dan spesifikasi produk akhir.
Acuan yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah dokumen Code of Hygienic
Practice for Low and Acidified Low Acid Canned Foods (CAC/RCP 23-1979), dan diperkaya
dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 75/M-IND/PER/7/2010 tentang Pedoman Cara
Produksi Pangan Olahan yang Baik (GMP)
3.4 IKU 4. RANCANGAN PERATURAN BADAN POM TENTANG PEDOMAN CARA
PRODUKSI YANG BAIK UNTUK PRODUK PKGK (MP-ASI)
3.4.1 RANCANGAN PERATURAN BPOM TENTANG PEDOMAN CARA PRODUKSI
YANG BAIK UNTUK PRODUK PKGK (MP-ASI)
Pembentukan peraturan ini merupakan salah satu upaya Badan POM dalam meningkatkan
perlindungan bagi salah satu kelompok konsumen yang paling rentan, yaitu bayi berusia di
atas 6 (enam) bulan sampai anak usia 3 (tiga) tahun. Sebagaimana telah ditetapkan dalam
Pasal 6 ayat (1) huruf a Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 1 Tahun 2018
tentang Pengawasan Pangan Olahan untuk Keperluan Gizi Khusus (PKGK) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 24 Tahun 2019,
bahwa PKGK, yang salah satunya adalah makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI),
wajib diproduksi menggunakan cara produksi pangan olahan yang baik. Oleh karena itu,
perlu disusun cara produksi pangan olahan yang baik untuk MP-ASI sebagai pedoman bagi
industri MP-ASI dan pengawas keamanan dan mutu pangan untuk menjamin keamanan, dan
mutu MP-ASI. Selain itu, penyusunan cara produksi yang baik ini dilakukan dalam rangka
mendukung pelaksanaan manajemen risiko keamanan pangan pada industri pangan olahan.
Penyusunan rancangan peraturan ini dimulai dengan pembahasan internal Deputi Bidang
Pengawasan Pangan Olahan pada 26 Maret 2019 untuk mendapat masukan dari unit teknis
terkait. Proses penyusunan kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan materi/bahan,
termasuk referensi yang digunakan sebagai acuan. Pada proses pembahasan rancangan,
narasumber dari perguruan tinggi juga turut dilibatkan.
Industri pangan olahan juga ikut serta dalam penyusunan rancangan peraturan ini. Dalam
rangka memahami proses yang sesungguhnya berlangsung pada industri MP-ASI sebagai
33