Page 41 - Laptah Dit. SPO 2020 sesuai outline
P. 41
juga diproduksi oleh pelaku usaha mikro dan usaha kecil yang memiliki keterbatasan dalam
melakukan analisis produk, maka diperlukan pedoman khusus untuk pencantuman ING bagi
pelaku usaha tersebut, sehingga dapat mencantumkan kandungan gizi tanpa harus melakukan
uji laboratorium.
Rancangan Peraturan Badan POM tentang Pedoman Pencantuman ING untuk Pangan
Olahan yang Diproduksi oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil memuat informasi kandungan
gizi 42 jenis pangan olahan yang ditetapkan berdasarkan kajian risiko, yang terdiri dari
energi, lemak total, lemak jenuh, protein, karbohidrat, gula, dan natrium (garam). Selain itu,
rancangan peraturan tersebut juga memuat ketentuan mengenai tata cara pencantuman ING,
deskripsi dan takaran saji pangan olahan yang ditetapkan kandungan gizinya, dan acuan label
gizi yang digunakan untuk perhitungan persentase Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada tabel
ING. Diharapkan dengan adanya pedoman ini, dapat mendorong usaha mikro dan usaha
kecil untuk mencantumkan ING pada label.
Penyusunan rancangan peraturan ini telah melalui proses pembahasan dengan tim pakar dan
stakeholder, serta konsultasi publik kepada stakeholder terkait, antara lain
Kementerian/Lembaga (Kementerian Koperasi dan UKM dan Kementerian Perindustrian),
Dinas Kesehatan di wilayah Jabodetabek, asosiasi industri, usaha mikro dan usaha kecil, dan
Balai Besar/ Balai POM dan Loka POM di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
3.6 IKU 6. RANCANGAN REVISI PERATURAN KEPALA BADAN POM TENTANG
PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PERISA
3.6.1 PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN BADAN POM TENTANG BAHAN
TAMBAHAN PANGAN PERISA
Penilaian keamanan pangan adalah tahapan penting yang harus dilakukan sebelum produk
pangan beredar dan penilaian dalam rangka pengawasan produk yang telah beredar.
Penilaian keamanan pangan tersebut salah satunya dilakukan terhadap Bahan Tambahan
Pangan. Sebagai acuan dalam penilaian keamanan Bahan Tambahan Pangan, Badan POM
telah menetapkan peraturan-peraturan terkait penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Salah satu golongan BTP adalah BTP Perisa. Saat ini peraturan BTP Perisa adalah Peraturan
Kepala Badan POM No. 22 Tahun 2016 tentang Persyaratan Penggunaan BTP Perisa. Latar
belakang dilakukan revisi terhadap peraturan tersebut adalah karena belum ada positive list
sumber bahan baku aromatik alami dan/atau sumber preparat perisa. Saat ini penggunaan
tanaman sebagai sumber perisa harus dikaji case by case melalui izin khusus.
35