Page 19 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 19

LAPORAN UTAMA




            Di  tingkat  pertama  perkara  tersebut   tan penanganan sengketa wakaf yang   limitasi  wakaf  untuk  waktu  tertentu
            dimenangkan  oleh  Penggugat/ahli   dikemukakan di atas, tantangan hakim    tidak bertentangan dengan syariat.
            waris,  sehingga  perbuatan  hukum   pengadilan agama di masa mendatang   Tantangan  lain  yang  dihadapi
            wakif  yang  tertuang  dalam  akta  ikar   semakin  berat.  Pendekatan   ikih   oleh  hakim  peradilan  agama  adalah
            wakaf  dinyatakan  tidak  berkekuatan   diharapkan  lebih  kontekstual  dan   kompleksitas  kasus  yang  mengha-
            hukum  (Putusan  Nomor  1745/      mampu  didialogkan  dengan  kondisi   ru skan  hakim  menggunakan  pende-
            Pdt.G/2011/PA.Mks).                kekinian  karena  dalam  sedikit  hal   ka tan  interdisipliner  atau  bahkan
               Namun,  majelis  tingkat  banding   secara  substantif  berbeda  dengan   multi disipliner.  Pendekatan  inter-
            menyatakan  membatalkan  putusan   hukum positif.                     disipliner  yang  dimaksud  di  sini
            tingkat pertama. Dalam memberikan     Tentang adanya pembatasan waktu   adalah pendekatan dalam pemecahan
            kepastian hukum dan keadilan majelis   dalam  berwakaf,  misalnya,  menurut   suatu masalah dengan menggunakan
            menggunakan  pendekatan  legalistik   Mazhab  Hana i  perbuatan  wakaf   tinjauan berbagai sudut pandang ilmu
            dengan berpedoman pada ketentuan   dianggap  berlaku  untuk  selamanya   serumpun  yang  relevan  atau  tepat
            Pasal  3  UU  No.  41/2004.  Pasal   alias  tidak  untuk  waktu  tertentu.   guna  secara  terpadu.  Interdisipliner
            tersebut  menyatakan  bahwa  wakaf   Apabila seseorang mewaka kan suatu   dalam kajian hukum biasa dilakukan
            yang  telah  diikrarkan  tidak  dapat   benda  untuk  jangka  waktu  tertentu   dengan   menggunakan   berbagai
            dibatalkan.   Sehingga,   maknanya,   maka wakaf tersebut dipandang batal.   disiplin  ilmu  hukum  dalam  menyel-
            seseorang  yang  telah  mengikrarkan   Pemahaman    tersebut   tentu   esai kan satu masalah. Di sini diguna-
            wakaf  berarti  telah  menyerahkan   mempengaruhi karakteristik putusan   kan logika penafsiran lebih dari satu
            sepenuhnya  harta  benda  tersebut   hakim  ketika  dihadapkan  dengan   cabang  ilmu  hukum  (Ardhi wisastra,
            sesuai  peruntukannya  dan  tidak   praktik  wakaf  kontemporer  maupun   2000: 12).
            ada  alasan  untuk  membatalkan.   ketentuan perundang-undangan yang     Pendekatan  interdisipliner  men-
            Dan,  Penggugat  tidak  lagi  memiliki   berlaku.  Padahal,  pasal  1  ayat  (1)   ja di  keniscayaan  dalam  penyele saian
            hubungan hukum.                    UU  No.  41/2004  jelas  menyatakan   sengketa  wakaf  yang  pada  umumnya
               Adapun alasan Penggugat tentang   bahwa  wakaf  adalah  perbuatan    bersifat   kompleks   dan   terkait
            kelalaian  nazhir  yang  tidak  segera   hukum  menyerahkan  sebagian  harta   dengan  bidang  hukum  yang  lain.  Jika
            menunaikan  kewajibannya  untuk    benda  miliknya  untuk  dimanfaatkan   hakim   menggunakan   pendekatan
            membangun     sarana   pendidikan,   selamanya  atau  untuk  jangka  waktu   monodisipliner dengan hanya menguasai
            menurut  majelis  tidak  berdasarkan   tertentu sesuai kepentingannya untuk   dan  memakai  ilmu  wakaf  saja,  maka
            hukum  karena  berdasarkan  Pasal   kepentingan umum.                 putusan yang dihasilkan rentan tekstual
            45  ayat  (1)  huruf  (d)  dan  ayat  (2)   Ketentuan  tersebut  mengandung   dan tidak mampu memberikan keadilan
            UU  No.  41/2004  yang  berwenang   pengertian  bahwa  seseorang  jangan   yang sesungguhnya.
            memberhentikan  atau  mengganti    dihalang-halangi  untuk  melakukan    Sengketa  wakaf  tanah,  misalnya,
            nazhir adalah Badan Wakaf Indonesia.  kebaikan.   Betapapun   wakafnya   mengharuskan  hakim  tidak  hanya
                                               untuk waktu tertentu, namun karena   memahami hukum wakaf yang ada di
            Tantangan  Berat                   manfaatnya  dirasakan  langsung  dan   dalam UU No. 41/2004 dan peraturan
               Terlepas  dari  dinamika  pendeka-  untuk  kemaslahatan  umum,  maka   wakaf  lainnya.  Akan  tetapi  hakim
                                                                                  harus menguasai dengan baik UU No.
                                                                                  5/1960 tentang Pokok-pokok Hukum
                                                                                  Agraria.  Bahkan  jika  terkait  dengan
                                                                                  pertambangan  juga  perlu  menguasai
                                                                                  hukum  pertambangan  dan  hukum
                                                                                  kehutanan  dengan  baik.  Jika  tanah
                                                                                  wakaf  yang  disengketakan  tersebut
                                                                                  di  atasnya  berdiri  rumah  susun
                                                                                  maka hakim juga dituntut menguasai
                                                                                  dengan baik UU No. 20/2011 tentang
                                                                                  Rumah  Susun  dan  UU  No.  1/2011
                                                                                  tentang  Perumahan  dan  Kawasan
                                                                                  Pemukiman.




                                                                      MAJALAH PERADILAN AGAMA  Edisi 11 | April 2017  17
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24