Page 24 - Majalah Peradilan Agama Edisi XI
P. 24

LAPORAN UTAMA


            Sengketa Perdata Wakaf             dipertimbangkan   adalah   terkait   wakif.  Sya i’i  membolehkan  wakaf
            Kompetensi Absolut PA              dengan  batasan  maksimal  harta   keluarga  dengan  dalil  bahwa  wakaf
               Dalam  sengketa  wakaf  tanah   benda wakaf. Dalam Undang-Undang   berbeda dengan wasiat, karena wakaf
            yang  disebabkan  oleh  perbuatan   Wakaf,  ketentuan  batasan  maksimal   tidak  dapat  dijual  dan  diwariskan,
            melawan  hukum  atas  objek  wakaf,   harta  benda  yang  diwaka kan  hanya   dan harta benda wakaf tidak dimiliki
            dalam  praktik  telah  menimbulkan   diatur  dalam  wakaf  dengan  wasiat,   oleh   penerima   manfaat   wakaf.
            persinggungan  kewenangan  antara   yaitu maksimal 1/3 dari jumlah harta   Sementara  Ahmad  bin  Hanbal  tidak
            Pengadilan      Agama/Mahkamah     warisan  setelah  dikurangi  dengan   membolehkan wakaf keluarga karena
            Syar’iyah  dan  pengadilan  negeri.   utang  pewasiat,  kecuali  dengan   wakaf  seperti  halnya  hibah,  dan
            Namun,  demikian  beberapa  putusan   persetujuan seluruh ahli waris (Pasal   mengambil  manfaat  hibah  tunduk
            pengadilan  negeri  telah  menyatakan   25).  Pembatasan  harta  benda  wakaf   kepada  larangan  dalam  hukum
            tidak  berwenang  terhadap  perkara   tersebut  penting  untuk  menghindari   waris.  Akan  tetapi,  mayoritas  ahli
            demikian  sesuai  dengan  penjelasan   sengketa wakaf di kemudian hari jika    ikih  tampaknya  mengijinkan  wakaf
            Pasal  62  ayat  2  Undang-undang  No.   terdapat ahli waris wakif yang merasa   keluarga (Abbasi, 2012: 150).
            41 Tahun 2004 (UU Wakaf).          dirugikan  dengan  jumlah  harta      Selain itu, kemampuan wakif juga
               Pasal   tersebut   memberikan   benda wakaf yang melebihi sepertiga   perlu  dipertimbangkan,  sehingga
            kewenangan      mutlak    kepada   harta  kekayaan  wakif  sehingga  akan   jangan  sampai  wakif  mewaka kan
            Pengadilan      Agama/Mahkamah     mengurangi  bagian  warisan  yang   harta  bendanya  sementara  kondisi
            Syar’iyah dalam menangani sengketa   akan diperoleh ahli waris wakif.  wakif  lebih  membutuhkan  harta
            wakaf,  terlepas  terdapat  sengketa   Batasan  harta  benda  yang  dapat   benda  tersebut.  Hal  ini  karena
            milik  atau  tidak,  dan  tanpa  batasan   diwaka kan  di  atas  adalah  untuk   menurut UU Wakaf, wakaf yang telah
            peralihan  objek  sengketa  kepada   menghindari  kon lik  antara  wakaf   diikrarkan  tidak  dapat  dibatalkan
            pihak ketiga. Hal ini berbeda dengan   dengan  waris,  khususnya  terkait   (Pasal  3).  Berbeda  dengan  pendapat
            sengketa waris, yang dalam hal terjadi   wakaf  keluarga  (ahli),  karena  UU   Hana i  yang  memungkinkan  wakif
            sengketa  kepemilikan,  Pengadilan   Wakaf  tidak  memisahkan  antara   untuk  meminta  hakim  membatalkan
            Agama/Mahkamah  Syar’iyah  hanya   wakaf-ahli  yang    pengelolaan  dan   wakafnya jika jatuh miskin.
            berwenang    sepanjang   sengketa   pemanfaatan  harta  benda  wakaf
            kepemilikan  timbul  akibat  transaksi   terbatas  untuk  kaum  kerabat  (ahli   Penarikan Wakaf
            pertama  yang  dilakukan  oleh  salah   waris)  dengan  wakaf-khairi  yang   Masalah  penarikan  wakaf  oleh
            seorang ahli waris dengan pihak lain   dimaksudkan   untuk   kepentingan   wakif  tidak  diatur  dalam  UU  Wakaf,
            (SEMA No. 4 Tahun 2016).           masyarakat  umum  sesuai  dengan   sementara di kalangan ulama terdapat
               Selain sengketa perdata, UU Wakaf   tujuan  dan  fungsi  wakaf  (Penjelasan   perbedaan  pendapat.  Menurut  Abu
            juga  mengatur  tentang  perbuatan-  Umum UU Wakaf).                  Hanifa  wakaf  dapat  ditarik  kembali
            perbuatan  terhadap  harta  benda     Dalam  hukum  waris,  wasiat    kapan  saja,  dan  hanya  berdasarkan
            wakaf  yang  termasuk  perbuatan   tidak  dapat  diberikan  bagi  ahli   putusan  pengadilan  atau  kematian
            pidana  dan  diancam  dengan  sanksi   waris,  sementara  ketentuan  yang   wakif, wakaf tidak dapat ditarik. Malik
            pidana  yang  menjadi  kewenangan   demikian tidak berlaku dalam wakaf   sependapat dengan Abu Hanifa, tetapi
            pengadilan negeri.                 untuk  anggota  keluarga.  Dalam   berbeda  dalam  hal  waktu  penarikan
                                               hal  ini,  keabsahan  wakaf  keluarga   wakaf  hanya  dapat  dilakukan  dalam
            Batasan Harta Wakaf                dipersoalkan  karena  wakaf  keluarga   jangka  waktu  tertentu,  bukan  kapan
               Hal     lain    yang     perlu   tetap  berlangsung  pasca  kematian   saja.  Sementara  mayoritas  ulama,
                                                                                  termasuk  Sya i’i,  Ahmad  bin  Hanbal,
                                                                                  dan  dua  murid  Abu  Hanifa,  Abu
                                                                                  Yusuf  dan  Muhammad  Asy-Syaibani
             “Dalam sengketa wakaf tanah, perbuatan                               berpendapat  wakaf  tidak  dapat

                   melawan hukum atas objek wakaf                                 ditarik kembali (Abbasi, 2012: 126).
                                                                                     Terkait penarikan wakaf, terdapat
                                                                                                            Agama/
                     sering menjadi dasar gugatan”                                putusan     Pengadilan   Semarang
                                                                                               Syar’iyah
                                                                                  Mahkamah
                                                                                  Nomor      1521/Pdt.G/2008/PA.Sm
                                                                                  yang  menangani  gugatan  penarikan



            22     MAJALAH PERADILAN AGAMA  Edisi 11 | April 2017
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29