Page 232 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 232
"Kalau begitu, mari kita mencari berdua, siapa tahu dalam mencari Sumoimu itu
, aku dapat bertemu dengan ayahku."
Setelah mendapat banyak pesan dan melihat Kongkongnya, membawa pula bekal
berupa pakaian dan sekantung emas simpanan Kong-kongnya, berangkatlah Soan
Cu bersama Sin Liong meninggalkan Pulau Neraka dengan sebuah perahu.
Selama hidupnya yang lima belas tahun itu, belum pernah Soan Cu meninggalkan
pulau, maka setelah perahu meluncur jauh dan dia hampir tidak dapat melihat lagi
Kongkongnya bersama semua sisa penghuni Pulau Neraka yang mengantarkanya
sampai ke pantai, Soan Cu tak dapat menahan bercucurannya air matanya.
"Soan Cu, mengapa kau menangis? Kalau kau tidak tega meninggalkan kakekmu,
masih belum terlambat untuk kembali," kata Sin Liong yang sebetulnya merasa
tidak enak sekali memikul kewajiban ini. Biarpun dia tidak terikat sesuatu, namun
sedikit banyak dia dibebani keselamatan dara ini, dan kalau dara ini wataknya
seaneh Swat Hong, dia tentu akan menjadi lebih pusing lagi! "Ah, tidak, Taihiap.
Aku hanya merasa perih hatiku meninggalkan tempat yang sejak kulahir menjadi
tempat tinggalku itu. Orang sedunia boleh menyebutnya Pulau Neraka, akan
tetapi setelah aku berangkat
meninggakan pulau itu, terasa olehku bahwa disitu adalah sorga."
Sin Loing tersenyum dan mendayung perahunya lebih cepat lagi. Pernyataan
yang keluar dari
mulut dara ini merupakan pelajaran yang amat penting
baginya, membuka matanya melihat kenyataan
bahwa sorga maupun neraka itu berada dalam hati
manusia itu sendiri! Betapapun indahnya suatu tempat
kalau tidak berkenan di hatinya, akan merupakan neraka,
sebaliknya betapapun buruknya suatu tempat kalau berkenan di hatinya akan
menjadi sorga! Jadi, baik
231