Page 233 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 233
buruk, senang, susah, puas kecewa, semua ini
bukan ditentukan oleh keadaan di luar, melainkan ditentukan oleh keadaan hati
dan pikiran sendiri. keadaan
di luar merupakaan kenyataan yang wajar, dan hanya
pikiranlah yang menentukan dengan menilai,
membandingkan, maka lahirlah puas, kecewa, senang,
susah, baik, buruk, dan lain-lain hal yang saling.bertentangan itu. Bahagialah
orang yang dapat menghadapi segala sesuatu dengan mata terbuka,
memandang segala sesuatu seperti APA ADANYA, tanpa
penilaian. tanpa perbandingan. Orang bahagia tidak mengenal susah senang,
karena bahagia bukan susah bukan pula senang, bukan puas bukan pula kecewa,
melainkan suatu keadaan di atas itu semua, sama sekali tidak terganggu oleh
pertentangan-pertentangan itu.
Perahu yang ditumpangi Sin Liong dan Soan Cu meluncur terus, ujung depannya
yang meruncing membelah air yang tenang seperti sebuah pisau membelah agar-
agar biru. Soan Cu sudah melupakan kesedihan hatinya dan kini dara itu
memandang ke depan dengan wajah berseri dan mata bersinar-sinar penuh
harapan akan masa depan yang berlainan sama sekali dengan keadaan di Pulau
Neraka. Banyak sudah dia mendengar dongeng kakeknya yang juga hanya
mendengar dari nenek moyangnya tentang keadaan di dunia rame, dan sekarang
dia sedang menuju kepada kenyataan yang akan dilihatnya dengan mata sendiri!
Pusat perkumpulan Pat-jiu-kaipang (Perkumpulan pengemis
Tangan Delapan) berada di lereng Pegunungan Hen-san. Dari luar, tempat itu
memang pantas disebut pusat perkumpulan pengemis karena hanya merupakan
tempat di dataran tinggi yang dikelilingi pagar bambu yang tingginya hampir dua
kali tinggi orang, pagar yang butut dan bambu-bambu itu mengingatkan orang
akan tongkat bambu yang biasa dibawa oleh para pengemis. Akan tetapi kalau
232