Page 235 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 235

mewah  sekali.  Selosin  orang  pembantunya,  selain  pengawal  dan  penjaga

               istananya, juga bertugas untuk turun tangan mewakili ketua mereka apabila ada

               cabang yang kurang dalam memberi setoran! Pat-jiu Kai-ong sendiri yang sudah

               hidup makmur jarang meninggalkan istananya di Heng-san. Hanya urusan besar

               saja  yang  dapat  menariknya  pergi  meninggalkan  tempat  yang  amat

               menyenangkan hatinya itu. Kurang lebih sepuluh tahun yang lalu dia ikut pula

               memperebutkan Sin-tong Si Anak Ajaib karena dia pada waktu itu ingin cepat-

               cepat menyempurnakan ilmu yang sedang diciptakan dan dilatihnya, yaitu ilmu

               Hiatciang-hoatsut (Ilmu Sihir Tangan Darah). Jika pada waktu itu dia berhasil

               merebut Sin-tong, tentu dalam waktu satu tahun saja ilmunya akan sempurna.

               Akan tetapi karena seperti diceritakan di bagian depan, dia gagal dan Sin-tong

               dibawa  pergi  oleh  pangeran  Han  Ti  Ong  dari  Pulau  Es,  maka  dia  harus

               mengorbankan puluhan orang bocah untuk dimakan otaknya dan disedot darah

               dan sumsumnya. Kini dia telah mahir dengan ilmu hitam yang mengerikan itu,

               akan  tetapi  sayangnya,  setiap  tahun  dia  harus  mengisi  tenaga  itu  dengan

               pengorbanan seorang bocah!


               Pada  suatu  hari  ,  pagi-pagi  sekali,  selagi  Pat-jiu  Kai-ong  seperti  biasa

               meninggalkan kehidupan

                malamnya  yang  mewah,             berpakaian  sebagai          seorang


               pengemis berjalan-jalan di dalam taman bunga di


               belakang istananya, membawa tongkat butut dan berlatih

               silat  di  waktu  embun  pagi  masih  tebal,  tiba-tiba.seorang  pengawalnya  datang

               menghadap dan melaporkan bahwa ada tiga orang tamu datang ingin bertemu


               dengan Si Raja Pengemis.


               "Hemm, siapakah pagi-pagi begini sudah datang menggangguku?" Pat-jiu Kai-
               ong berkata dengan alis berkerut.








                                                           234
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240