Page 236 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 236

Akan  tetapi  karena  merasa  penasaran,  dia  tidak  memerintahkan  pengawalnya

               mengusir orang itu dan terutama sekali ketika mendengar pelaporan itu bahwa

               yang datang adalah seorang kakek bersama dua orang muda, seorang dara jelita

               dan seorang muda tampan. Hatinya tertarik sekali ketika mendengar bahwa kakek

               itu mengaku sebagai seorang "sahabat lama."


               Ketika dia keluar membawa tongkat bututnya dan bertemu dengan tiga orang itu,

               Pat-jiu  Kai-ong  memandang  tajam.  Dia  kagum  melihat  pemuda  yang  amat

               tampan dan pemudi yang amat cantik jelita itu. Wajah mereka yang mirip satu

               sama lain menunjukan bahwa mereka adalah kakak beradik, pemudanya berusia

               kurang lebih enam belas tahun, pemudinya lima belas atau empat belas tahun.

               Sampai lama pandang mata Pat-jiu Kai-ong melekat kepada dua orang muda itu,

               keduanya membuat hatinya terguncang penuh kagum dan andaikata  dia tidak

               menahan perasaannya, tentu mulutnya akan mengeluarkan air liur! Barulah dia

               terkejut ketika mendengar kakek itu tertawa bergelak.

               "Ha-ha-ha-ha!  Pat-jiu  Kai-ong  kurasa  engkau  belum  begitu  pikun  untuk


               melupakan dua orang anakku ini.

               Mereka adalah Swi Liang dan Swi Nio, ha-ha-ha!


               Akan tetapi Pat-jiu Kai-ong mengerutkan alisnya, sama sekali tidak mengenal

               kedua nama ini. Dia memandang dengan mata terheran kepada laki-laki yang

               berdiri  di  depannya,  seorang  laki-laki  berusia  kurang  lebih  lima  puluh  tahun,

               berpakaian  sederhana  berwarna  kuning,  dengan  kepala  yang  beruban  itu

               terlindung kain pembungkus rambut yang berwarna kuning pula.

               Kakek itu tertawa lagi. "Wah, Pat-jiu Kai-ong, benar-benar engkau telah lupa

               kepada kami? Lupa kepada sahabatmu di


               Lusan ini?"

               "Ahhhh...!" Pat-jiu Kai-ong tertawa, mukanya berseri dan dia cepat membungkuk


               untuk memberi hormat. "Kiranya sahabat Bu yang datang? maaf, maaf, mataku




                                                           235
   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240   241