Page 365 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 365

"Soan Cu, kuharap engkau suka menanti dulu di sini dan harap Siangkoan Lo-

               enghiong melimpahkan kebaikan hati dengan menerima Soan Cu di sini untuk

               beberapa hari sampai saya selesai berurusan dengan Bu-tong-pai."


               "Tentu  saja!  Dengan  senang  hati!  Biarlah  Ouw-siocia  tinggal  di  sini  dulu,

               ditemani  oleh  anakku."  "Tidak,  Liong-koko!  Aku....  aku....  akan  pergi  saja

               melanjutkan  usahaku  mencari  Ayah.  Kaupergilah  menyelesaikan  urusanmu

               dengan Swat Hong......" kata Soan Cu sambil menekan perasaannya. "Urusan kita

               memang  berlainan.  Selamat  tinggal,  aku  pergi  lebih  dulu!"  Setelah  berkata

               demikian, Soan Cu lalu bangkit berdiri dan berlari pergi tanpa menoleh lagi.

               Kwee  Lun  juga  bangkit  berdiri.  "Kalau  begitu  aku  pun  pamit.  Biarlah  aku

               membantu dia kalau dia mau."


               Kwee Lun lalu berlari sambil berseru, "Nona...., tunggu dulu....!!"


               Namun  Soan  Cu  tidak  menengok  lagi  dan  berlari  cepat  sehingga  Kwee  Lun

               terpaksa harus mengerahkan ginkangnya untuk mengejar. Sebentar saja kedua

               orang muda yang berkejaran itu sudah lenyap dari pandangan mata.

               Sin Liong dan Swat Hong juga berpamit dan meninggalkan


               Tee-tok  bersama  puterinya  yang  mengantar  mereka  sampai  di  pintu  depan.

               Setelah  kedua  orang  itu  berjalan  pergi  dan  tidak  nampak  lagi,  terdengar

               Siangkoan  Hui  terisak  dan  menutupi  matanya  dengan  ujung  lengan  bajunya.

               Siangkoan Houw menghela napas dan merangkulnya. dara itu makin berduka,

               menangis  sesenggukan  di  dada  ayahnya.  Tee-tok  menepuknepuk  pundak

               puterinya dan berkata, "Hemm, tidak patut anak Tee-tok begini lemah hatinya!


               Aku tahu bahwa kau jatuh cinta kepadanya, Hui-ji. Memang dia seorang pemuda
               luar biasa! Akan tetapi,


               aku melihat sesuatu yang aneh pada diri Sin-tong itu. Aku


               akan merasa heran kalau sampai mendengar dia itu menikah! Dia tidak seperti

               manusia biasa! Dia dari Pulau



                                                           364
   360   361   362   363   364   365   366   367   368   369   370