Page 370 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 370

yaitu  munculnya  orang  termuda  dari  Cap-sha  Sin-hiap,  seorang  wanita  yang

               merampas  kedudukan  ketua  ,  kemudian  mendengar  betapa  banyak  sahabat  -

               sahabat  kang-ouw  yang  membela  mereka  telah  roboh  di  tangan  wanita  itu,

               mereka berdua menjadi marah sekali. Sebagai orangorang yang biasa menentang

               kejahatan mereka tidak mempedulikan berita tentang kesaktian wanita itu dan

               berangkatlah  mereka  meninggalkan  rumah,  berbekal  pedang,  semangat  dan

               kebenaran, naik ke Bu-tong-san menjumpai ketua Bu-tong-pai itu.


               The Kwat Lin bukan seorang bodoh. Setiap kali ada tokoh naik ke Bu-tong-san

               dan hendak menantangnya, dia selalu membujuk mereka untuk berdamai dan

               bekerja  sama.  Selama  cita-citanya  belum  tercapai,  dia  membutuhkan  bantuan

               sebanyak  mungkin  orang  pandai.  Maka  setiap  kali  ada  orang  gagah  datang

               dengan maksud menantangnya dan membela para bekas pimpinan Bu-tong-pai,

               dia selalu menyambut mereka dengan bujukan manis. Hanya karena bujukannya

               tidak  berhasil  dan  mereka  itu  berkeras,  terpaksa  dia  turun  tangan  menerima

               tantangan mereka.


               Memang demikianlah sifat orang-orang yang mempunyai cita-cita besar, cita-cita
               yang  sesungguhnya  hanyalah  nafsu  keinginan  untuk  kesenangan  diri  pribadi.


               Demi tercapainya cita-cita yang merupakan pamrih bagi diri peribadi ini, orang
               tidak  segan  untuk  bersikap  palsu,  membujuk  orang  sebanyaknya  untuk


               membantunya demi tercapainya cita-cita itu. Orang-orang yang tidak membantu

               di anggap musuh dan perlu dibasmi agar jangan menjadi penghalang cita-citanya,

               sebaiknya,  mereka  yang  mati-matian  membantunya,  jika  citacita  itu  sudah

               tercapai sebagian besar dilupakannya begitu saja! Atau kalau teringat pun, hanya

               diberi  pahala  sekedarnya  karena  yang  penting  bukan  orang-orang  yang

               membantunya, melainkan dirinya sendiri!

               Begitu berhadapan dengan ayah dan anak itu, The Kwat Lin mengangkat kedua

               tangannya ke depan dada sambil berkata.







                                                           369
   365   366   367   368   369   370   371   372   373   374   375