Page 374 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 374
Pantas kau disebut-sebut di dunia kang-ouw, kiranya memang memilki
keberanian yang hebat! Hanya karena mendengar engkau adalah Ratu Pulau Es
maka aku terpaksa meninggalkan tempatku yang aman dan tenteram. Kalau tidak
karena nama ini, biar siapa pun yang akan menduduki Bu-tong-pai, aku peduli
apa? Sekarang hendak kulihat bagaimana kau menghadapi pewaris-pewaris ilmu
Pedang Hok-liong-kiamsut yang terkenal ini. Kalau kau memang berharga untuk
melawanku, barulah kita nanti bicara lagi!"
The Kwat Lin tersenyum mengejek dan mendenguskan suara dari hidung.
"Hemm, kau merasa terlalu tinggi untuk mengeroyok? Baiklah, kalau begitu
tunggu saja sampai aku membereskan dua oran ini. Di sini tidak ada bangku,
duduklah di sini!" Setelah berkata demikian, Kwat Lin menghampiri sebatang
pohon dan sekali tangan kirinya bergerak menyabet dengan telapak tangan
miring, terdengar suara keras dan pohon itu tumbang. Hebatnya, batang pohon
itu putus seperti dibabat pedang tajam saja, rata dan halus sehingga sisanya
merupakan sebuah bangku!
"Hi-hi-hik, memang hebat sinkangmu! Terima kasih, aku menanti di sini," kata
Kiam-mo Cai-li Liok Si dan sekali meloncat, tubuhnya sudah melayang ke atas
batang pohon yang merupakan bangku bermuka halus itu. Dia duduk bertumpang
kaki dan menunjang dagu dengan sebelah tangan, seperti seorang yang akan
menikmati suatu tontonan yang menarik.
Ayah dan anak she Coa itu saling pandang. Di dalam pandang mata yang bertemu
ini mereka seperti sudah saling bicara, menyatakan bahwa mereka menghadapi
lawan yang amat lihai. Akan tetapi, jiwa pendekar kedua orang ini membuat
mereka sama sekali tidak merasa gentar. Mereka bukan saja membela sahabat-
sahabat mereka Kui Tek Tojin dan para tokoh Bu-tong-pai, akan tetapi juga
menuntut balas atas kematian dan kekalahan para tokoh kang-ouw yang datang
lebih dulu dari mereka membela Bu-tong-pai. Selain itu mereka sudah datang
sebagai dua orang penuntut kebenaran, kalau sekarang mereka harus mundur
373