Page 375 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 375
melihat kehebatan lawan, hal ini akan membuat mereka menjadi pengecut dan
bagi dua orang pendekar seperti mereka yang namanya sudah terkenal harum
selama beberapa keturunan, lebih baik mati sebagai orang gagah dari pada hidup
menjadi pengecut hina!
"Kalau begitu, The Kwat Lin, bersiaplah engkau!" teriak kakek Coa dan pedang
di tangan kanannya sudah melintang di depan dada. Gerakan ini diturut oleh Coa
Khi dan kedua orang itu berdiri berjajar dengan memasang kuda-kuda yang kuat.
Kwat Lin menggerakan tangan kanannya dan tongkat pusaka ketua Bu-tong-pai
yang selalu dipegangnya itu menancap di atas tanah di depannya. Tongkat itu
baginya perlu untuk menghadapi orang-orang Bu-tong-pai yang menghormati
tongkat itu dan menganggapnya sebagai benda keramat lambang kedudukan
tertinggi di Bu-tong-pai. Kini, menghadapi dua orang luar, dia tidak mau
mempergunakannya, dan juga untuk memamerkan kepandaiannya, dia sengaja
hendak menghadapi dua orang itu dengan tangan kosong! "Ceppp!" Tongkat itu
amblas setengahnya ke dalam tanah dan sekali Kwat Lin menggerakan ke dua
kakinya, tubuhnya mencelat ke depan dua orang gagah se Coa itu sambil berkata,
"Mulailah!"
"Sing, sing.... wut-wut-wut-wutttt....!!" Bertubu-tubi kedua pedang itu
menyambar dengan kekuatan dan kecepatan dahsyat sehingga tampak sinar-sinar
berkilauan
dibarengi suara bersiutan ketika kedua pedang membelah udara. Diam-diam
Kwat Lin terkejut dan harus
memuji kehebatan dan keindahan gerakan ilmu pedang mereka itu. Namun, tentu
saja dengan latihan yang
didapatnya dari Pulau Es, gerakanya lebih cepat
lagi sehingga dengan mudah dia dapat mengelak ke sana-
sini menghindarkan diri dari sambaran sinar
374