Page 380 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 380

Mendengar kata-kata ini, berkurang panas hati Kwat Lin dan teringat lagi dia

               bahwa  betapapun  juga,  dia  membutuhkan  tenaga  bantuan  wanita  iblis  yang

               terkenal sebagai datuk kaum sesat ini. Kalau dia dapat menarik wanita ini sebagai

               pembantu,  tentu  akan  banyak  tokoh  kaum  sesat  yang  dapat  ditariknya  untuk

               membantu tercapainya citacitanya.


               "Baiklah kalau begitu, Kiam-mo Cai-li. Mari kita mulai!"

               "Pangcu,  awas  serangan  pedang  payungku!"  Kiam-mo  Cai-li  berseru  dan

               tubuhnya sudah menerjang ke depan, didahului oleh bayangan hitam dari pedang

               payungnya  yang  terbuka  dan  menyembunyikan  gerakannya.  Ujung  payung

               berbentuk  pedang  itu  menusukkan  payung  itu  sendiri  berputar  mengaburkan

               pandangan  mata  lawan.  Namun,  dengan  tenang  saja  Kwat  Lin  menggerakan

               tangan kirinya, dengan telapak tangan terbuka dia mendorong ke depan sehingga

               hawa pukulan sinkang yang hebat menyambar dan membuat payung itu seperti


               tertiup angin keras dan menahan daya serang ujung payung yang seperti pedang,
               kemudian disusul dengan gerakan tongkat pusaka ditangan Kwat Lin menyambar


               dari samping dengan dahsyatnya.

               "Plakk...!  Cringggg-cring....!!"  Tongkat  itu  ditangkis,  pertama  dengan  kuku

               tangan  Kiam-mo  Cai-li  yang  hendak  mencengkeram  dan  merampas  tongkat,

               namun tongkat sudah ditarik kembali dan mengirim hantaman dua kali berturut-

               turut yang dapat ditangkis oleh pedang di ujung payung. Maklum akan kehebatan

               lawannya, Kiam-mo Cai-li bergerak cepat sekali dan dia sudah mainkan ilmu

               pedangnya yang luar biasa, yaitu Tiat-mo Kiam-hoat (Ilmu Pedang Payung Besi).


               Kalau saja kwat Lin belum mewarisi ilmu-ilmu yang amat tinggi tingkatnya dari

               Pulau Es, tentu dia bukanlah lawan Kiam-mo Cai-li yang lihai sekali itu. Akan

               tetapi, karena The Kwat Lin kini telah menjadi seorang yang berilmu tinggi, maka

               dia dapat mengimbangi permainan lawannya dan terjadilah pertandingan yang

               amat seru dan seimbang.






                                                           379
   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384   385