Page 382 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 382
keunggulan lawan dan dia sebagai seorang ahli maklum bahwa kalau dilanjutkan,
salah-salah dia akan menjadi korban hawa Swat-im Sin-kang yang mujijat. Maka
dia meloncat ke belakang dan berseru, "Cukup, Pangcu! Kepandaianmu hebat,
engkau pantas menjadi Ratu Pulau Es, pantas menjadi ketua Bu-tong-pai dan
biarlah aku membantumu dalam kerja sama kita!"
Dapat dibayangkan betapa girangnya hati Kwat Lin mendengar ini. Dia lalu
menghampiri Kiam-mo Cai-li, menggandeng tangan wanita itu dan
memperkenalkan kepada Swi Liang, Swi Nio, dan Han Bu Ong. Kemudian dia
mengajak sahabat baru itu memasuki gedungnya dan sambil menghadapi
hidangan lezat kedua orang wanita lihai ini bercakap-cakap dan mengadakan
perundingan untuk bekerja sama. Ternyata mereka cocok sekali dan memang
keduanya merindukan kedudukan yang mulia dan terhormat, maka dalam
perundingan ini. Kiam-mo Cai-li diangap sebagai pembantu utama dan tangan
kanan Kwat Lin, bahkan Rawa Bangkai yang terletak di kaki Pegunungan Lu-
liang-san itu dijadikan markas kedua di mana kelak akan dilakukan semua
pertemuan dan perundingan rahasia. Benar saja seperti yang diharapkan, setelah
Kiam-mo Cai-li menjadi pembantunya, banyaklah kaum sesat yang menggabung
dan menyatakan suka bekerja sama sehingga biarpun tidak resmi, mulai saat itu
The Kwat Lin bukan hanya menjadi ketua Bu-tong-pai, akan tetapi juga diakui
sebagai datuk kaum sesat nomer satu!
Hubungan rahasia yang diadakan oleh The Kwat Lin dengan para pembesar kota
raja menjadi makin luas, dan diam-diam persekutuan ini mulai mengatur rencana
pemberontakan untuk menggulingkan Kaisar! Dari para pembesar yang
mengharapkan bantuan orang-orang kangouw inilah Kwat Lin memperoleh
bantuan keuangan sehingga Bu-tong-pai menjadi makin kuat dan wanita lihai ini
dapat menarik banyak tenaga bantuan orang pandai dengan mempergunakan
uang sebagai pancingan. Keadaan kerajaan Tang di masa itu memang sedang
diancam pergolakan hebat. Kaisarnya, yaitu Kaisar Beng Ong, atau yang terkenal
381