Page 490 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 490

dikelilingi olrh jurang-jurang. Bagian yang paling sempit hanya bagian ini, maka

               kita harus menyeberang melalui tempat ini." "Hemm, bagaimana caranya kalian

               hendak menyeberang?" tanya Ouw Sian Kok penuh keraguan. Dia sendiri yang

               memiliki  kepandaian  jauh  melampaui  mereka,  merasa  ragu-ragu  untuk

               mempertaruhkan nyawa meloncati jurang selebar ini.


               "Rintangan ini telah kami pelajari dan perhitungkan masakmasak sebelum kami

               berangkat ke sini, Taihiap. Harap jangan khawatir karena kami telah memperoleh

               akal untuk menyeberang. Kalau kita turun ke jurang kemudia merayap naik, amat

               sukar dan lebih berbahaya, maka jalan satusatunya adalah membuat jembatan

               manusia dari sini ke seberang jurang."

               "Jembatan manusia? Apa maksudmu dan bagaimana caranya?" tanya Liu Bwee.

               "Harap Lihiap jangan khawatir karena kami sudah melatih diri dan berhasil baik.

               Kalau jembatan sudah terbentuk, harap Taihiap dan Lihiap suka menyeberang


               lebih dulu dan melindungi kami di seberang sana." "Baik, lekas kerjakan sebelum
               tampak ada penjaga di seberang!" kata Ouw Sian Kok. Dengan hati kagum Liu


               Bwee dan Ouw Sian Kok menyaksikan betapa delapan belas orang pendekar itu
               beraksi.  Seorang  di  antara  mereka,  yang  betubuh  tinggi  besar  dan  jelas


               membayangkan tenaga yang hebat, berdiri di tepi jurang, memasang kuda-kuda
               dan mengarahkan Tenaga Sakti Ban-kin-liat sehingga kedua kakinya seolah-olah


               berakar  di  dalam  tanah  yang  diinjaknya.  Di  dalam  latihannya,  apalagi  orang

               berkaki kuat ini sudah memasang kuda-kuda seperti itu, enam ekor kuda pun

               tidak  akan  mampu  menarik  kedua  kakinya  terlepas  dari  tanah!  Dia  berdiri

               memasang kuda-kudanya di belakang sebongkah batu yang menonjol sedikit dari

               dalam  tanah,  batu  yang  merupakan  batu  raksasa  tertanam  di  tepi  jurang  itu.

               Kemudian, seorang saudaranya melompat dan berdiri di atas pundaknya. Disusul

               pula oleh loncatan orang ke tiga dan ke empat sehingga mereka berdiri tersusun,

               masing-masing berdiri di pundak saudaranya dengan tegak dan sedikit pun tidak

               bergoyang  seolah-olah  merupakan  sebatang  pohon  yang  kokoh!  Setelah  itu,




                                                           489
   485   486   487   488   489   490   491   492   493   494   495