Page 494 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 494

tidaklah demikian kuat.".Ouw Sian Kok menoleh ke kanan kiri, lalu menghela

               napas dan berkata, "Kuharap saja Cuwi (Saudara


               Sekalian)  tidak  sampai  membuat  salah  perhitungan.  Menurut  penglihatanku,

               tempat rahasia seorang berpangkat tinggi tentulah selalu dijaga ketat dan tempat

               ini  kelihatan  begitu  sunyi  senyap,  seperti  sebuah  pulau  kosong  saja.  Hal  ini

               bahkan menimbulkan kecurigaan...."

               "Apapun yang akan terjadi, setelah kita berada di sini, akan kita hadapi bersama.

               Ouw-toako, tidak perlu kita khawatir." Liu Bwee menghibur.


               Mereka lalu begerak maju memasuki daerah itu dan tak lama kemudian tibalah

               mereka di tepi telaga dan sudah tampak bangunan besar yang berada di tengah

               telaga. Selama itu, tidak nampak seorang pun penjaga sehingga Ouw Sian Kok

               merasa makin khawatir dan curiga.


               "Hemm, hanya ada dua kemungkinan. Mereka telah pindah dan meninggalkan

               tempat ini, atau kita masuk perangkap!"

               Baru saja Ouw Sian Kok mengeluarkan kata-kata ini, terdengar suara tertawa

               disusul suara gerakan banyak orang dan muncullah puluhan orang dari jembatan

               telaga maupun dari belakang pohon dan semak-semak. "Celaka, kita terjebak...!"

               Song Kiat berseru. "Taihiap Lihiap, kita kembali saja!" Tergesa-gesa delapan

               belas  orang  pendekar  itu  memutar  tubuh  dan  lari  kembali  ke  jurang  di  mana

               mereka menyeberang tadi, diikuti oleh Ouw Sian Kok dan Liu Bwee. Akan tetapi,

               begitu tiba di tepi jurang, Song Kiat menjadi pucat dan memandang ke depan

               dengan  mata  terbelalak,  demikian  pula  para  sutenya.  Ternyata  di  tempat

               penyeberangan itu, di sebelah sana tampak berbaris pasukan yang siap dengan

               busur dan anak panah mereka. Dengan adanya pasukan panah itu tidak mungkin

               lagi  bagi  mereka  untuk  melarikan  diri  dengan  membentuk  jembatan  manusia

               seperti tadi. Tentu mereka akan dihujani anak panah dan akan tewas semua.


               Melihat betapa delapan belas orang pendekar itu kebingungan, Ouw Sian Kok

               berkata dengan suara agak kecewa, "Mengapa Cuwi menjadi bingung setelah


                                                           493
   489   490   491   492   493   494   495   496   497   498   499