Page 513 - Bu Kek Siansu 01_Neat
P. 513

Lin...."


               Baru selesai Swat Hong berkata demikian, kakek muka hitam itu sudah berteriak

               keras dan menubruk maju, tangan kiri mencengkeram ke arah ubun-ubun kepala

               Swat  Hong  sedangkan  tangan  kanan  menotok  ke  arah  lehernya.  Swat  Hong

               terkejut  dan  marah.  Serangan  kakek  itu  benar-benar  amat  ganas,  kejam  dan

               berbahaya sekali. Apalagi ketika terasa olehnya betapa dari kedua tangan yang

               panjang dan besar itu menyambar hawa pukulan yang menandakan bahwa kakek

               itu  memiliki  tenaga  yang  kuat.  "Heiiiittt....!!"  dia  melengking  panjang,  kedua

               tangannya bergerak cepat menyambut. "Dukkkk.... plakkkk....!!" Tangan yang

               mencengkeram ke arah ubun-ubunnya dapat dia tangkis dengan kuat, sedangkan

               tangan yang menotok lehernya itu dielakkan dengan menundukan kepala sedikit,

               kemudian mendahului dengan jari tangannya, dia berhasil menyambut serangan

               itu dengan totokan kepada pergelangan tangan. Pada detik berikutnya, selagi tosu

               muka hitam itu menyeringai kesakitan karena tangkisan itu membuat lengannya

               tergetar dan totokan itu melumpuhkan lengan satunya, kaki Swat Hong sudah

               bergerak menendang.

               "Desss....!!" tubuh tosu muka hitam itu terjengkang dan jatuh terbanting ke atas


               tanah dengan cukup keras!

               Semua orang terkejut, juga tosu tua itu mengerutkan alisnya. Tosu muka hitam

               itu adalah sutenya, tingkat


               kepandaiannya sudah tinggi, bagaimana dapat dirobohkan

               oleh nona muda itu dalam segebrakan saja? Tak


                salah  lagi,  tentu  kedua orang ini       adalah        orang-orang

               sebangsa The Kwat Lin yang pernah merampas.kedudukan ketua Bu-tong-pai,


               demikian tosu tua yang bukan lain adalah

               Kui Tek Tojin itu berpikir. Hanya







                                                           512
   508   509   510   511   512   513   514   515   516   517   518